Sabtu, 18 Mei 2013

PERTUMBUHAN PERAKARAN(INISIASI AKAR)












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
Tujuan Percobaan …………………………………………………….. 2
Kegunaan Percobaan …………………………………………………. 3
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………. 4
Botani Tanaman ……………………………………………………….
Syarat Tumbuh ………………………………………………………...
Iklim ……………………………………………………………..
Tanah …………………………………………………………….
Inisiasi Akar ……………………………………………………………
Stek …………………………………………………………………….
Zat Pengatur Tumbuh ………………………………………………….

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Tempat dan Waktu ………………….………….……………………... 7
Bahan dan Alat ………………………………….…………………….. 7
Prosedur Percobaan …………………………….……………………... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ……………………………………………………………….….. 9
Perhitungan …………………………………………………….……... 9
Gambar ……………………………………………………………….. 10
Pembahasan …………………………………………………….…….. 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ………………………………………………………...… 13
Saran …………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang di kenal nama bunga Ros atau Ratu Bunga merupakan symbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Afrika tengah,dan Eropa timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis) (http://www.o-fish.com, 2008)

Mawar adalah tanaman semak dari genus rosa sekaligus nama bunga yang di hasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakkan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjang yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang di temui, tinggi tanaman mawar merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. (http://www.wikipedia. org, 2008)

Pokok bunga mawar merupakan jenis tumbuhan berbunga yang sering di tanam sebagai pohon hiasan. Tanaman berbunga pertama muncul pada zaman cretaceous. Pokok berbunga pertama adalah angiospermae. Bunga mawar adalah satu bunga asing bagi bangsa melayu dan suatu kebudayaan asing yang baru terdapat di dunia melayu. Bunga mawar merupakan suatu kebudayaan asing yang baru bertapak di dunia melayu. Bunga mawar mempunyai keharuman yang lemah dan tidak sekuat bunga tempatan. Ini mungkin di sebabkan bunga mawar,agar tidak banyak mempunyai persaingan. Dalam kebudayaan barat,dan kini dalam kebudayaan melayu bunga mawar melambangkan bunga cinta (http://www.wikipedia .org, 2008)

Suatu bunga mawar adalah suatu jenis tumbuhan tetap hijau yang berbunga semak belukar atau anggur mengangkut suatu jenis rosa itu,dalam keluarga rosaceace yang berisi di atas 100 jenis. Jenis membentuk suatu kelompok semak belukar lurus dan pabrik tumbuhan seret atau pemanjangan, dengan batang yang sering memiliki duri tajam/jelas. Kebanyakkan adalah asli asia, dengan angka jenis lebih kecil yang asli ke eropa, amerika utara, dan afrika barat laut. (http://www.wiki pedia.org, 2008)

Ada beberapa jenis bunga mawar tetapi budidaya bunga mawar sangat dijelaskan adalah bunga yang berjenis mawar teh hibrida. Untuk memperoleh produksi mawar yang diperhatikan saat tanam yang tepat (Soekartawi,1996).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan Inisiasi Akar adalah untuk mengamati pertumbuhan stek tanaman pada konsentrasi zat pengatur tubuh yang berbeda.

Kegunaan Percobaan

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laburatorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut http;//www.o-fish.com. (2008), adapun sistematika mawar diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Didisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Family : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascene Mill,
Rosa multiflora Thunb
Rosa hybrida Hort

Sebagian besar species mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan. Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun penumpu (stipulan) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip tepi daun beringgit meruncing pada bagian ujung daun berduri pada batang yang dekat ke tanah . Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan pengecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Nama bunga biasanya putih dan merah jambu atau kunung dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan dau kelopak. (http://www.wikipedia.org.2008)

Rosa (Rosa ceae) bunga mawar yang tabah, dan memanjat, tumbuhan yang kebanyakan berganti daun setiap daun berduri, yang terbaik mencintai mungkin yang menanam secara luas menanam semak belukar di kebun di zona temperatur tempat bunga mawar asli di temukan. Melalui mutsi dan hibrisasi dalam jumlah kelas berbeda dengan bunga yang besar atau tunggal kecil atau ganda pada umumnya dengan manis semerbak hampir di semuanya. (Graf, 1998)

Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips . masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Species dengan bunga yang terbuka lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yangmembantu penyerbukan sehingga cenderung mengahasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa pengecualian seperti Rose pimpinellifolia menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam. (http://www.wikipedia.org.2008)

Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk sebagai pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa species yang tumbuh liar ditanah berpasir di daerah pantai seperti Rose rugosa dan Rose pimpinellifolia beradaptasi dengan duri halus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurang kerusakan akibat binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah dilindungi duri, rusa tidak takut dan sering merusak tanaman mawar. (Pelzar.2008)

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanama bunga mawar memerlukan suhu berkisar antara 19 - 30 oc atau menurut Tim Directorat Bina Produksi Holtikultura (1988) suhu berkisar antara 16 – 32 oc bergantung pada jenisnya, dan kelembapan rata – rata 50-60 oc
(Widyawan dan Prahastuti)

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang biak adalah 1500 – 3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5 – 6 jam perhari. Di daerah cukup sinar matahari mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman (htpp ://www.o-fish.com, 2008)

Tanamn mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di derah beriklim dingin/sub-tropis maupun didaerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 oc dankelemnapan 70-80 % (http://www.o-fish.com.2008)

Tanah

Bunga mawar dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi. Tetapi untuk mawar tertentu seperti mawar the arabica hanya menyukai dataran tinggi sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk, ukuran, warna, maupun baunya. Media tumbuh sebaiknya tanah yang gembur dan kayaakan kadar hara sebab tanah yang demikian daya tahannya terhadap air relatif baik. Tanaman mawar tidak menyukai air yang menggenang. Mawar tumbuh dengan baik pada tanah yang derajat kesamaannya antara 6 – 8 (Soekartawi, 1996)

Mawar tumbuh baik pada : ketinggian 560 – 800 mdpl, suhu udara minimum 16 - 18 oc dan maksimum 28 – 30 oc. Ketinggian 1100 mdpl, suhu udara minimum 14 – 16 oc, maksimum 24 – 27 oc. Ketinggian 1400mdpl, suhu udara minimum 13,7 – 15,6 oc dan maksimum 19,5 – 22,6 oc. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh produktif berbunga di dataran rendah samapi tinggi ( pegunungan ) rata-rata 1500 mdpl ( http : //www.o – fish.com, 2008 )

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanh secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20 – 30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi, dan drainase baik ( http : // www. O – fish.com, 2008 )

Inisiasi Akar

Sistem akar menjaga pohon dengan kuat di dalam lipatan air dan material makanan dapat larut adalah lahan dan gudang kelebihan susunan makanan. Dan makanan mentah dikirim kepada melalui sampai sistem vaskuler dari akar, dan daun-daun. Sistem akar adalah cabang manapun dan membentang dari semua tempat atau yang sebagian besar pada ketukan yang dalam landasan. Pohon dalam mengambil adalah nampaknya angin dibanding suatu sistem dangkal ( Miller, 1992 ).
Para pelaku pertanian menyatakan bahwa akar (radix )adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : organ yang tidak berbuku-buku dan beruas-rusa, organ tumnuhan yang umumnya tidak berkhlorofil, organ tumbuhan yang umumnya sebagian besar ataupun keseluruhannya berada dalam air (Sutejo dan Karta Sapoetra, 1995 )

Seperti batang, akar mempunyai titik tumbuh di ujungnya, yang pada tumbuhan berbiji terdiri dari sekumpulan sel, sedang pada tumbuhan Plendophyta hanya dari sel tunggal terdapat bentuk piramid tegak, sel apikal. (Tjitrosomo, 1994)

Zat Pengatur Tumbuh

Hormon tumbuh pada bebrapa organ tumbuhan, tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormon ini bergerak dari sumbernya, biasanya melalui sel-sel hidup. (Tjitrosomo.1994)

Sesuai dengan fungsi dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang dalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif dari tanaman, dimana hal ini tergantung dari tiap-tiap jenis tanaman atau sifat-sifat dan masing-masing jenis tersebut berasal. (http://www.freewebs.com.2008)

IBA (Indol Butirat Acid) dapat aktif pada konsentrasi yang sangat kecil, akar latral seperti halnya kuncup lateral juga dipengaruhi dari pemakaran zat-zat pendorong pertumbuha akar. IAA dibagi menjadi IBA, NAA, dan aklkohol (Malcohan.1992)

Media Tanam

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. (www.willy.situs hijau.co.id.2008)


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan in dilaksanakan pada hari sabtu, 6 september 2008 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dari permukaan laut.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah mewar sekitar 30 cm untuk objek percobaan, top soil sebagai media tanam, pasir sebagai media tanam, rootone-F sebagai zat pengatur tumbuh tanaman yang berbeda, polibag sebagai tempat tanaman, plastic untuk membungkus bagian tanaman yang di stek, tali pelastik untuk mengikat hasil stek, label nama untuk memberi tanda bagi polobag.

Alt-alat yang digunakan adalah gunting/pisau untuk memotong tanaman yang akan di stek, cangkul untuk mencampur dan meletakkan tanah dalam polibag, dan meteran untuk mengukur.

Prosedur Percobaan

 Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda sepanjang + 20 cm.

 Direndam cabang bagian bawah dari larutan Rootone F….% selama….menit.

 Diisi media kedalam polibag yaitu campuran top soil dan pasir dengan perbandingan 2:1 lalu disiram dengan air.

 Ditanamn tanaman, siram sedikit air, lalu tanaman di tutuodengan plastic transparan lalu diikat dengan tali plastik.

 Diamati pertumbuhan tanaman setiap minggu.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Parameter: Jumlah Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 1 2 1,5 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
4 Oktober 2008 1 3 2 1 2 1,5 1 1 1 2 2 2
11 Oktober 2008 1 3 2 2 3 2,5 1 1 1 2 2 2
18 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
25 Oktober 2008 1 2 1,5 2 3 2,5 1 1 1 2 3 2,5
1 November 2008 1 2 1,5 3 3 3 1 1 1 2 3 2,5

Parameter: Tinggi Tunas
Tanggal
Pengamatan Perlakuan
Kontrol 250 ppm 500 ppm 750 ppm
1 2 x 1 2 x 1 2 x 1 2 x
27 September 2008 4,5 4,5 4,5 1,5 3,5 2,5 2 4,5 3,25 3,5 5,5 4,5
4 Oktober 2008 5 5 5 2,5 4 5,25 4 5,3 4,65 4,1 4 4,05
11 Oktober 2008 5,2 5,4 5,3 3,5 4,5 4 6 6 6 4,2 4,1 4,15
18 Oktober 2008 5,5 5,4 5,42 4 5 4,5 7 7,5 7,25 4,3 4,1 4,2
25 Oktober 2008 5,5 5,4 5,5 4,5 5 4,75 8 8 8 4,5 4,3 4,4
1 November 2008 5,5 5,5 5,5 5 5,5 5,25 8 8 8 4,6 4,5 4,55

Pembahasan

Pada percobaan,digunakan batang mawar yang sehat dengan diameter batang yang cukup besar dan panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagin bawah batang, dan dikurangi daun-daunnya untunk mengurangi penguapan. Bagian batang mawar yang baik diambil yang tidak layu dan masih berwarna hijau. Hal ini sesuai literartur Hasim (1998), bahan stek yang baik harus diambil dari tanamanyang sehat. Tanaman yang telah mempunyai diameter tangkai panjangnya 20 cm. Stek diambil dari bagian bawah batang. Setelah itu, daunnya dikurangi untuk mengurangi penguapan. Setelah diolesi hormone perangsang pertumbuhan akar, stek langsung ditangkupkan ke media pasir yang telah dicuci dan diseterilkan.

Dari hasil percobaan, semua daun yang tumbuh di batang dipotong agar dapat mengurangi penguapan. Tunas daun pada minggu pertama jumlahnya antara 1-2. tetapi tinggi tunas sudah hamper sekitar antara 2,5 – 4,5. hal ini sesuai literatur Atjung (1988), bahwa sebelum stek ditanam daun yang dibawah sekali dan daun-daun diatasnya separuh dibuang supaya kurang air menguap.

Dari hasil percobaan diperoleh jumlah tunas setip minggunya pertambah dari minggu ke minggu. Pada minggu pertama tanggal 27 September 2008, pada control rata-ratanya 1,5 ; 250 ppm rata-ratanya 1,5 ; 500 ppm rata-ratanya 1 ; dam 750 ppm rata-ratanya 2. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, control rata-ratanya 2 ; pada 250 ppm rata-ratanya 3 ; pada 500 ppm rata-ratanya 1, dan pada 750 ppm rata-ratanya 2,5. hal ini sesuai literature Tjitrosomo (1994), hormone tumbuh pada beberapa tumbuhan tetapi pada dasarnya dihasilkan oleh tenunan yang tumbuh dengan aktif, sehingga ujung pucuk dan daun serta buah muda. Kalau konsentrasinya meningkat, hormone itu bergerak dari sumbernya,biasanya melalui sel-sel hidup.

Dari hasil percobaan diperoleh pada tanggal 27 September 2008, pada perlakuan control rata-rata 4,5 ; pada 250 ppm rata-ratanya 2,5 ; pada500 ppm rata-ratanya 3,25 ; dan pada 750 ppm rata-ratanya 3,5. sedangkan pada minggu terakhir, tanggal 1 November 2008, pada perlakuan kontrol rata-ratanya 5,5 ; pada perlakuan 250 ppm rata-ratanya 5,25 ; pada perlakuan 500 ppm rata-ratanya 8 ; dan pada perlakuan 750 ppm rata-ratanya 4,55. pada percobaan diberikan zat penatur tumbuh yaitu rootone-F yang membantu tumbuhan sehingga dapat tumbuhlebih besar. Hal ini sesuai literature http//www.freewebs.com (2008), sesuai dengan fungsinya dan kegunaanya bahwa zat pengatur tumbuh Rootone-F merupakan senyawa atau zat kimia yang didalam konsentrasi rendah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian-bagian vegetatif.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Rata-rata tinggi tunas pada perlakuan 500 ppm adalah 8 cm pada minggu keenam.

2. Tinggi tunas rata-rata paling rendah pada perlakuan 250 ppm adalah 2,5 pada minggu kesatu.

3. Jumlah tunas paling rendah pada perlakuan 250 ppm pada minggu pertama sebesar 1.

4. Jumlah tunas tertinggi pada perlakuan 250 ppm dengan rata-rata 3 pada minggu keenam.

5. Pada perlakuan 750 ppm, perkecambahan dan pertumbuhan jumlah dan tinggi tunas berjalan lambat.

Saran

Sebaiknya pada waktu pengamatan, para praktikan agar teliti dalam menghitung tinggi dan jumlah tunas sesuai dengan hasil yang sebenarnya.
Read More ->>

Jumat, 10 Mei 2013

GEOTROPISME

JURNAL PRAKTIKUM
FISIOLOGI TANAMAN
“GEOTROPISME”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang 
 Pergerakan tumbuh tanaman menuju atau menjauhi gravitasi bumi merupakan contoh dari geotropisme. Akar merupakan geotropisme positif, akar primer lebih umum daripada akar sekunder. Akar tersier dan bulu akar sangat geotropik dan oleh karena itu tumbuh hampir horizontal. Ini berbeda antara variasi jenis akar yang tumbuh tegak ke bawah di dalam tanah                            (Mohr.2011).
       Akar tanaman tumbuh atau berkembang pada tunas dengan pertumbuhan ke bawah dan ke atas. Pertumbuhan tersebut adalah respon nornal terhadap kekuatan gravitional. Pertumbuhan yang jauh dari pusat bumi adalah geotropisme negatif dan pertumbuhan akar yang menunjukkan beberapa respon geotropik ialah pada pertumbuhan batang seperti rimpang dan stolon pada sudut kanan medan gravitasi yang disebut disgeotropik. Cabang lateral sering menjadi berorientasi pada sudut 900, sebuah gerakan pertumbuhan dalam menanggapi gravitasi tersebut plagiogeotropisme. Organ tanaman sedikit yang benar-benar geotropik            (Ting, 1982).

     Pengaruh gaya berat terhadap arah pertumbuhan akar dan batang dapat diperlihatkan dengan meletakkan kecambah suatu tanaman secara horizontal, tunas batangnya akan melengkung ke bawah. Gerakan geotropik ini juga disebabkan karena pengaruh auksin terhadap pertumbuhan (Tjitrosomo, 1990). 

                  Fenomena geotropisme ini juga terjadi pada ketidakseimbangan distribusi hormon. Bagian ujung pertumbuhan akar dan batang merespon gravitasional. Sel-sel yang berperan dalam geotropisme ini adalah amyloplast, termasuk butir pati, yang berada pada bagian bawah sel. Saat butir pati berat, amyloplast terakumulasi pada bagian bawah (Nadakavkaren and McKane, 1990).

    Respon dari geotropik terjadi secara universal. Saat seluruh tubuh tanaman berada pada posisi horizontal, batangnya akan segera mengarah ke atas dan akarnya mengarah ke bawah. Dahulu pembengkokan akar tanaman ke arah bawah diketahui akibat berat dari akar tanaman tersebut. Tapi, sekarang telah ditetapkan bahwa pembengkokan ke arah bawah hanya mungkin terjadi akibat geotropik  (Pradhan, 2001).

1.2    Tujuan
Praktiukum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh sensor pada ujung akar terhadap gerakan akar tanaman akibata adanya gaya gravitasi bumi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis. (Uya, 2010).
Iritabilitas salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan.
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya pengaruh rangsangan (stimulus).(Salisbury.2010)
Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan, antara lain: cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut, ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak akan menyebabkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan. Pada tumbuhan, rangsangan disalurkan melalui benang plasma (plasmodesmata) yang masuk ke dalam sel melalui celah antar sel (noktah) yang terdapat pada dinding sel. (Rinaldi, 2010)
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan gravitasi bumi, maka keadaan tersebut dinamakan geotropisme negatif. Contohnya seperti pertumbuhan batang sebagai organ tanaman, tumbuhnya kearah atas. Sedangkan geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan gravitasi bumi. Contohnya tumbuhnya akar sebagai organ tanaman ke arah bawah. Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.(Nopi, 2009).
Contoh  geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah pembuahan adalah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon pertumbuhan.
Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak disbanding dengan bagian atas. Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).(pelzar, 2007).


Geotropisme adalah gerak yang menuju pusat bumi, gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak ujung akar kepala itu sutau geotropi yang positif. Sedang jurusan yang ditempuh oleh cabang-cabang akar yang agak mendatar itu disebut diogeotropik atau transversal-geotropik. Sebaliknya, jurusan yang ditempuh oleh ujung batang itu disebut geotropi yang negatife.
Teori cholodny went tentang geotropisme mengajukan dugaan bahwa auksin dipindahkan dari belahan atas batang kebelahan bawah bila batang diubah dari posisi vertikal keposisi horizontal. Sebagian geotropisme diarahkan pada akar. Pada awalnya bahwa sisi penerimaan gravitasi adalah tudung akar. Darwin (1980) Lentil (lens) memberikan respon terhadap garvitasi bila pucuk akarnya dipotong, sampai meristem akar dan tudung akar terbentuk kembali. Bila tudung akar jagung atau spesies lain dihilangkan dengan menggunakan teknik bedah menghambat pertumbuhan akar, tidak terjadi respon gravitropik sampai tudung yang sama atau tudung lain diganti atau tudung baru tumbuh kembali. Seperti halnya makhluk hidup lainnya, tumbuhan juga melakukan gerak. Namun gerak tumbuhan tidak seperti gerak pada makhluk hidup lain berupa perpindahan tempat. Tumbuhan tinggi hanya bergerak pada bagian – bagian tertentu dari tubuhnya, seperti bengkoknya batang, dahan dan akar, melipatnya daun. Secara garis besar, gerak dibagi menjadi gerak Autonom atau Endonom yaitu gerak yang terjadi secara spontan tanpa rangsangan dan gerak Etionom akibat adanya rangsangan.
Geotropi adalah gerak yang menuju pusat bumi, gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak ujung akar kepala itu sutau geotropi yang positif. Sedang jurusan yang ditempuh oleh cabang-cabang akar yang agak mendatar itu disebut diogeotropik atau transversal-geotropik. Sebaliknya, jurusan yang ditempuh oleh ujung batang itu disebut geotropi yang negatife. Gravitropisme dibagi menjadi dua, yaitu gravitropisme positif (gerakan pertumbuhan akar menuju arah gravitasi bumi dan gravitropisme negatif (gerakan pertumbuhan akar menjauhi gravitasi bumi. Namun pada umumnya akar bersifat gravitropisme positif. (Dwidjoseputro, D. 1985)

Pembengkokan batang utama dan akar. Pada awalnya bahwa sisi penerimaan gravitasi adalah tudung akar. Seperti halnya pada fototropisme, disebabkan oleh pertumbuhan diferensiasi pada daerah perpanjangan dibelakang ujung. Pada batang atau koleoptil yang diletakkan horizontal pemanjangan terjadi lebih besar pada posisi bawah dari pada sisi atas, sedangkan pada akar terjadi sebaliknya, jadi berturut-turut mengakibatkan bengkokan keatas dan bengkokan kebawah. (Heddy, S. 1996)

Jika kita letakkan suatu pot berisi kecambah dalam posisi mendatar, maka ujung kar akan membelok ke pusat bumi (geotropi yang positif), sedang ujung batang akan membelok keatas (geotropi yang negatif). Kejadian ini ada hubungannya dengan distribusi auksin juga. Kesimpulannya adalah kadar auksin yang tinggi menggiatkan pengembangan sel-sel batang, akan tetapi menghambat sel-sel akar. Pembengkokan batang utama dan akar. Pada awalnya bahwa sisi penerimaan gravitasi adalah tudung akar. Seperti halnya pada fototropisme, disebabkan oleh pertumbuhan diferensiasi pada daerah perpanjangan dibelakang ujung. Pada batang atau koleoptil yang diletakkan horizontal pemanjangan terjadi lebih besar pada posisi bawah dari pada sisi atas, sedangkan pada akar terjadi sebaliknya, jadi berturut-turut mengakibatkan bengkokan keatas dan bengkokan kebawah.
Gaya berat berpengaruh terhadap arah pertumbuhan akar dan batang. Hal in dapat terlihat dengan meletakkan kecambah tanaman secara horizontal. Setelah beberapa lama, akar akan melengkung ke bawah. Sedangkan ujung batang akan bengkok ke atas (Sutarmi, 1985).
Batang utama atau batang tanaman biasanya tumbuh 180 o dari pusat gravitasi bumi. Sedangkan cabang, tangkai dauun, rimpang dan stolon biasanya lebih mendatar. Perbedaan arah tumbuh tersebut menyebabkan tumbuhan dapat mengisi ruang sehingga dapat menyerap CO2 dan cahaya sangat efektif. Hal ini merupakan suatu bentuk respon tanaman terhadap kondisi lingkungan ( Ross, 1995).
BAB III
Metodelogi
3.1. Alat dan Bahan
Bahan yang diperlukan adalah kacang hijau (Vigna sinensis) yang telah berumur 3 hari, sehat, dan vigor. Alat yang diperlukan meliputi lempeng kaca, penggaris, dan pisau silet.
   Di ambil 2 buah lempeng kaca, lapisi dengan kertas tissue lalu  basahi sampai  lembab.
b.    Di ikat karet gelang 3 buah vertikal dan 3 buah horizontal.
c.     Di ikat kecambah jagung pada tiap titik pertemuan karet gelang dengan arah lembaga menghadap kertas.
d.    Di masukkan kedua lempeng kaca kekamar gelap selama 48 jam, setelah itu amati dan gambarkan.
e.     Di potong semua akar kecambah jagung pada salah satu lempeng sepanjang 3 mm.
f.     Di putar kedua lempeng kaca sebesar 900 searah jarum jam sehingga kedudukan kecambah horizontal dan masukkan kembali kekamar gelap.
g.    Setelah 48 jam di amati kembali dan gambarkan.

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Table hasil pengamatan
Perlakuan Panjang Akar (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dipotong
-Awal
-Akhir
Sudut
7
5
6
5
4.5
5.3
4.4
5.2
5
4.2
4 2 3 2 1.5 2.3 1.4 2.2 2 1.2
Tanpa dipotong
-Awal
-Akhir
Sudut
5.5
3.5
4.5
3.7
4
4.1
3.8
4
4.1
3
- - - - - - - - - -
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan maka dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan pada perlakuan dipotong lebih cepat pertumbuhannya dari pada perlakuan tanpa dipotong. Karena perlakuan pengukuran yang tidak sama panjang mengakibatkan sulit terdeteksi dengan jelas pertambahan panjang, banyaknya kesalahan praktikan mengakibatkan data yang dihasilkan tidak lengkap, diantaranya tidak diukurnya sudut pembengkokan, sehingga tidak dapat melihat besarnya sudut geotropisme yang terjadi.
Pada pengamatan untuk sampel didapatkan hasil seperti yang tertera pada table hasil pengamatan. Meskipun tidak diukur besarnya sudut yang terjadi tetapi dapat mengamati pembengkokan yang terjadi. Pada perlakuan ujung benih dipotong akan terjadi pembengkokan. Pembengkokan disebabkan oleh penyebaran subtansi pendorong tumbuh yang tidak merata, sisi yang menerima lebih banyak akan tumbuh lebih cepat. Jika ujung batang dipotong dan tidak dikembalikan maka pertambahan panjang benih akan terhenti. Ini menunjukkkan bahwa subtansi yang mendorong pertumbuhan berfungsi sebagai hormon. Sisi bawah dari ujung batang menerima lebih banyak hormon daripada sisi sebelah atas sebagai akibat dari pengaruh gaya berat. Jadi sel-sel pada sisi bawah itu lebih giat mengadakan pengembangan daripada sel-sel sebelah atas. Maka sebagai hasil akhir pembelokan ujung batang kearah atas. Namun pada akar akibat dari konsentrasi hormon auksin atau hormon tumbuh yang efektif bagi ujung batang itu justru menghambat pertumbuhan akar, dengan kata lain dosis auksin yang terlalu banyak disisi bawah malah menghambat pertumbuhan sel-sel akar.
Perbedaan reaksi jaringan akar dan batang terhadap konsentrasi auksin yang tinggi dan rendah merupakan dasar dari perbedaan respon tumbuh pada kedua organ tersebut. Sebab dari perbedaan respon jaringan akar dan batang terhadap auksin belum diketahui. Dapat disimpulkan bahwa pembengkokan disebabkan oleh pertumbuhan differensiasi pemanjangan didaerah ujung tepatnya dibelakang. Maka respon tumbuh pada tumbuhan yang diletakkan horizontal. Batang adalah geotropi negatif, sedangkan akar adalah geotropi positif.
BAB V
Kesimpulan
KESIMPULAN DAN        A. Kesimpulan
1.       Pada pengamatan setelah dua hari,      hasilpada gambar menunjukkan          plumula mengarah ke arah atas atau    geotropisme negatif.
2.       Pada pengamatan tersebut juga di mana radikula menuju ke arah bawah atau geotropisme positif.
3.       Setelah pengamatan 2 hari berikutnya, pada lempengkaca sebelah kanan yang telah di miringkan 900 menghasilkan arah perkecambahan menjadi tidak teratur. Tetapi masih bergeotropisme.
4.       Begitu juga dengan lempeng kaca sebelah kiri, yaitu berkecambah atau tumbuh ke arah atas.
5.       walaupun di tempatkan di tempat  yang gelap pertumbuhan dan perkecambahan tumbuh dengan baik.
                                                            B. Saran
                                                                                    Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikan melakukan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan, agar praktikum yang di lakukan berjalan dengan baik dan lancar.

Read More ->>

Sabtu, 04 Mei 2013

TRANSPORTASI ZAT HARA


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hara yang diangkut oleh tumbuhan merupakan hara-hara esensial. Kriteria hara esensial, yaitu; (1) Tanpa elemen tersebut tanaman tidak dapat memenuhi siklus hidupnya (dari pertumbuhan sampai reproduksi), (2) Elemen tersebut tidak dapat digantikan dengan elemen lain, (3) Keperluan elemen itu langsung (bukan karena pengaruh tidak langsung seperti keracunan). Peranan usur hara bagi tanaman bisa lebih dari satu. Tanaman menyerap hara dari dua sumber, yaitu; a) hara tanah (sudah tersedia dalam tanah), b) hara yang berasal dari pupuk yang ditambahakan ke tanah atau disemprotkan ke tanaman (Mawarni, 2010).
Air dan zat hara yang diserap akar diangkut akar menuju daun akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/amilum/pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi. Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melalui phloem dapat dilihat dari proses pencangkokan. Batang yang kehilangan kulit (phloem) mengalami penghambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu tumbuhnya akar apabila batang yang terkelupas kulinya tertutup tanah yang basah (http://klik belajar.com,2010).
            Jaringan pengangkut atau vaskular tissue umumnya hanya tersdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup dilangsungkan dari sel-sel lain, hanya pada tumbuhan tingkat tinggi terutama yang hidup dan berkembang di daratan yang organ serta alat-alat yang dipunyai adalah lebih besar dan kompleks dibandingkan tumbuhan tingkat rendah (Tjitrosomo, 1990).
Alat-alat transportasi pada tumbuhan terdiri dari dua, yaitu; (a) Pembuluh kayu (xilem) merupakan alat transportasi yang fungsinya untuk menyebarkan air dan zat mineral dari akar sampai bagian-bagian tubuh tumbuhan, (b) Pembuluh tapis (floem) merupakan alat transportasi yang fungsinya untuk mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan   (Bilgrami, dkk, 1998).
            Kecepatan perjalanan zat-zat terlarut melalui xilem dipengaruhi oleh kegiatan transpirasi, dan perjalanan transportasi dan fotosintesis. Pada waktu siang, kecepatan transpirasi lebih besar sdari pada wakru malam. Sebaliknya pengiriman karbohidrat dari daun ke buah yang sedang berkembang berlangsung lebih cepat pada malam hari dari pada di siang hari (Fitther dan Hay, 1991).
Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan daerah pengangkutan zat hara pada tanaman pacar air (Balsamina impatient) dan bayam duri (Amaranthus spinosus L.).
Kegunaan Percobaan
            Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui saluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misalnya spermatophyta) proses pengankutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut terdiri dari xilem dan floem (Soemarworo, 1990).
Alat yang berperan pada transportasi zat-zat hara yaitu xilem, yang mengangkut air dan mineral ke daun dan sebagai penyokong tanaman, tersusun atas trakeid yang tersusun oleh sel-sel tunggal yang memanjang berbanding tebal dan berupa sel mati. Dibeberapa tempat, sel mati itu berdinding tipis, yang disebut noktah. Noktah-noktah trakeid yang berdekatan terletak saling berpasangan, mereka hanya terpisah selapis tipis dinding sel (Pradhan, 2001).
Perjalanan garam-garam mineral yang berasal dari tanah itu ke atas melalui xilem setelah sampai di daun sebagian dan garam-garam tersebut digunakan di dalam daun dan sebagian yang lain diedarkan ke bawah dan ke atas  melalui floem. Pembesaran dari xilem ke floem dan sebaliknya, maka didapati juga pengakutan zat makanan secara transversal yang berlangsung melalui jari-jari empelur (Dwidjosoeputro, 1980).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara, antara lain; a) faktor air untuk melarutkan unsur hara atau zat mineral sehingga mudah menyerap air, b) daya serap akar, tekanan setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi oleh besar kecilnya/tinggi rendahnya tumbuhan. Bukti adanya tekanan/daya dari serap yang terjadi pada akar ini adalah pada batang yang dipotong maka air tampak tergenang dipermukaan tunggaknya, c) daya isap daun disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan)    (Lakitan, 1996).
            Transpor aktif dapat terjadi secara langsung dan transpor aktif tidak langsung. Yang termasuk transportasi aktif adalah pompa Vdan P. Pompa tipe P adalah pompa H+ ATP-ase. Pompa Ca2+ ATP-ase melawan gradien konsentrasi keluar sel atau masuk vesikel sitoplasma. Tipe pompa V strukturnya sama dengan FoF1-ATP-ase. Transfor aktif tak langsung meliputi simprot dan antiport. Simport mengankut substansi dengan arah yang sama dengan ion pemandu, antiport mengangkut substansi dengan arah yang berlawanan dengan ion pemandu (Sumadi dan Aditya, 1989).
            Tumbuhan menyerap air dan mineral melalui rambut akar yang ganda di dekat ujung akar. Air dan mineral sebagai hara secara luas tersimpan dalam tanah dan biasanya dapat dimanfaatkan dalam jumlah kecil. Air meresap sampai pada akar melalui osmosis. Air berdifusi melalui ruang antar sel parenkim korteks yang disebut apoplas. Air juga berdifusi dari sel ke sel melalui plasmodesmata dan cara ini disebut dengan simplas (Nugroho dan Issirep, 2002).
            Bergeraknya unsur hara menuju akar ada beberapa cara, yaitu:
1.      Difusi, artinya gerakan ini hanya terjadi dalam jangka yang sangat pendek selama pertumbuhan tanaman.
2.      Aliran masa, artinya terjadi gerakan ion-ion. Aliran masa disebabkan adanya transpirasi dan drainase.
3.      Intersepsi, akar tanaman menyebar di dalam tanah menempati ruang terbesar dari jumlah seluruh ruang yang ditempati tanah.
4.       Transportasi aktif sistem, dengan cara menembus membran penghalang dengan menggunakan energi ATP. Dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah (Mukherji dan Ghosh, 2002).
Pada hakikatnya, terdapat dua cara pergerakan ion ke arah akar tanaman,
yaitu:
1.      Dengan aliran masa dalam air bergerak masuk menembus tanah menuju akar gradien potensial yang disebabkan oleh transportasi.
2.      Dengan difusi gradien konsentrasi dihasilkan oleh pengkolin ion pada permukaan akar.
Kecepatan perpindahan aliran masa jauh lebih cepat dibandingkan proses difusi tetapi kenyataanya ini hanya untuk beberap ion (Pandey dan Sinha, 2002).
            Molekul dan ion merupakan kesatuan dari gerakan yang tidak beraturan dalam tanah dan dapat diserap sebagai hara-hara yang dibutuhkan tanaman. Gerakannya seperti Browman, bergerak dengan adanya konsentrasi. Ion-ion masuk ke tanaman dengan gerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah disebut dengan difusi (Stein, dkk, 2000).
            Membran plasma sel mengendalikan laju pengangkutan dan jenis itu yang akan diangkut ke pembuluh xilem untuk ion-ion yang diserap langsung oleh sel-sel epidermis akan diangkut ke pembuluh xilem yaitu secara simplastik, melintasi beberapa dinding sel, sel korteks, endodermis, dan sel perisikel. Pengangkutan ini melewati dinding sel, lamela tengah, dan plasma membran atau pengangkutan (http://tedbio.multiply.com.2008).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 m dpl pada hari Jumat, 22 Oktober 2010 pada pukul 8.00 WIB sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat Percobaan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah pacar air (Balsamina impatient)  dan bayam duri (Amaranthus spinosus L.) sebagai objek pengamatan, larutan eosin sebagai indikator percobaan, dan vaseline sebagai pelapis tanaman.
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini  adalah erlenmeyer sebagai wadah tanaman dan larutan eosine, pisau atau cutter untuk memotong dan mengupas kulit tanaman, penggaris untuk mengukur tinggi larutan eosin, dan stopwatch sebagai alat pengukur waktu.
Prosedur Percobaan
-        Disediakan tanaman pacar air (Balsamina impatient)  dan bayam duri (Amaranthus spinosus L.) yang sama tinggi dan sama besar, tegak lurus, masing-masing 2 batang.
-        Dipotong bagian pangkal akar dan dikupas kulit batangnya sepanjang 3 cm dari pangkalnya.
-        Diberi perlakuan pada masing-masing tanaman:
Tanaman I : Pada bagian ujung pangkal diberi vaseline (xylem + vaseline)
Tanaman II: Pada bagian batang yang dikupas diberi vaseline (floem + vaseline)
-        Dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan eosin dan dibiarkan selama ± 30 menit.
-        Diukur ketinggian larutan eosin pada jaringan tanaman dan hitung laju transpirasi dengan rumus:


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tanaman: Pacar Air (Balsamina impatient)
Perlakuan
Tinggi Larutan Eosin (mm)
V = mm/detik
Xylem + vaseline
Floem + vaseline
350 mm
400 mm
0,194 mm/detik
0,22  mm/detik

-                                                         
350 mm                                                                        400 mm
 

                    
   Xilem + Vaselin               Floem + Vaselin
Komoditi: Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)
Perlakuan
Tinggi Larutan Eosin (mm)
V = mm/detik
Xylem + vaseline
Floem + vaseline
400 mm
370 mm
0,22 mm/detik
0,20 mm/detik
400 mm                                                                                         370 mm    


                  Xilem + Vaselin                Floem + Vaselin

Perhitungan                            
Rumus umum
Tanaman : Pacar Air (Balsamina impatient)
Xilem + Vaselin
Floem + Vaselin

Tanaman : Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)
Xilem + Vaselin
Floem + Vaselin

Pembahasan
            Dari hasil percobaan diperoleh hasil, bahwab pada tanaman pacar air (Balsamina impatient) perlakuan xilem+vaselin lebih kecil dari pada perlakuan floem+vaselin. Hal ini disebabkan cepatnya transportasi zat hara (larutan eosin pada percobaan) dari akar ke bagian tubuh tumbuhan lainnya yang dilakukan oleh pembuluh xilem. Hal ini sesuai literatur Dwidjosoeputro (1980) yang menyatakan bahwa perjalanan garam-garam mineral yang berasal dari tanah di bawa ke atas melalui xilem setelah sampai di daun sebagian garam-garam dan mineral digunakan di dalam daun dan sebagian yang lain diedarkan ke bawah dan ke atas melalui floem.
            Dari hasil percobaan didapat hasil, bahwa pada bayam duri     (Amaranthus spinosus L.) perlakuan xilem+vaselin lebih besar daripada perlakuan floem+vaselin. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan xilem+vaselin yang bekerja adalah floem, disini hasil transportasi zat hara tidak tertimbun melainkan diedarkan dengan floem. Hal ini sesuai literatur Pradhan (2001) yang menyatakan bahwa ada 2 sistem transportasi yang sama namun pada morfologi dan fisiologi keduanya berbeda. Mengingat jaringan xilem yang tebal dengan sistem dinding sel yang mati pada jaringan pembuluh tapis yang memiliki dinding hidup yang tebal.
            Pada percobaan seharusnya perlakuan floem+vaselin harus selalu lebih besar dari pada perlakuan xilem+floem, jaringan  pengangkut floem ditutupi oleh vaselin sehingga pada perlakuan ini jaringan pengangkut xilem yang bekerja, sehingga larutan eosin diserap tanaman melalui xilem menuju ke atas (daun). Hal ini sesuai literatur Bilgrami, dkk (1998) yang menyatakan bahwa pembuluh kayu (xilem) merupakan alat transportasi yang fungsinya untuk menyebarkan air dan zat mineral dari akar sampai bagian-bagian tubuh tumbuhan, dan pembuluh tapis (floem) merupakan alat transportasi yang fungsinya untuk mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
            Pada percobaan digunakan tanaman bayam duri dan pacar air yang masih mudah dan masih segar. Hal ini dikarenakan tanaman mudah mempunyai sel-sel dan sistem jaringan pengangkut yang lebih cepat dari pada tanaman yang tua. Dalam hal ini proses transportasi zat hara pada tanaman muda lebih baik dari pada tanaman yang tua, karena sel-selnya lebih aktif dari pada tanaman yang tua. Hal ini menunjukan bahwa faktor umur tanaman mempengaruhi pengangkutan zat hara. Hal ini sesuai literatur Tjitrosomo (1990) yang menyatakan bahwa umur tanaman mempengaruhi aktivitas sel-sel pada saat pembelahan.
            Pada percobaan ini digunakan larutan eosin yang berfungsi sebagai pengganti zat-zat hara yang akan diserap oleh tanaman. Larutan eosin yang berwarna merah sehingga dapat dibedakan dan kelihatan dengan jelas pada saat bergerak di sepanjang jaringan pengangkut. Hal ini dikarenakan warnanya yang cerah dan mengakibatkan larutan ini dapat diamati dengan mudah sebagai pengamatan indikator.














KESIMPULAN DAN SARAN
      Kesimpulan
1.      Pada bayam duri (Amaranthus spinosus L.) laju transpirasi pada perlakuan           xilem +vaselin sebesar 0,22 mm/detik.
2.      Pada bayam duri (Amaranthus spinosus L.) laju transpirasi pada perlakuan          floem+vaselin sebesar 0,20 mm/detik.
3.      Pada pacar air (Balsamina impatient)  laju transpirasi pada perlakuan                xilem+vaselin ssebesar 0,194 mm/detik.
4.      Pada pacar air (Balsamina impatient) laju transpirasi pada perlakuan                 floem+vaselin sebesar 0,22 mm/detik.
5.      Laju transpirasi terbesar adalah pada perlakuan xilem+vaselin pada tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus L.) yaitu sebesar 0.22 mm/detik, dan pada pelakuan floem+vaselin pada tanaman pacar air (Balsamina impatient) sebesar 0,22 mm/detik.
Saran
            Sebaiknya tanaman yang digunakan pada praktikum transportasi zat hara harus tanaman yang muda dan memiliki panjang dan besar batang yang sama yang bertujuan agar memudahkan praktikan dalam melihat trannsportasi zat haranya.





DAFTAR PUSTAKA
Bilgrami, K. S., Srivasta dan J. L. Shreemali. 1998. Fundamentals  of  Botani                                                                                                                                        Vikas Publishing Hourse PVT LTD, New York.
Dwijoseoputro,  D.,  1980. Pengantar  Fisiologi  Tumbuhan. PT  Gramedia,  Jakarta.
Fitther,  A   dan   R.   Hay.,   1991.   Fisiologi   Lingkungan   Tanaman.   UGM   Press, Yogyakarta.
tumbuhan 2010. Diakses tanggal 27 September 2010.
http://tedbio.multiply.com/jurnal/item/11/2008. Transportasi  Pada  Tumbuhan.  
Diakses tanggal 27 September 2010.
Lakitan, B., 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. CV Rajawali, Jakarta.
Mawarni,   L.,   2010.   Absorbsi   dan   Transloasi    Unsur    Hara.   Kuliah   Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian USU, Medan.
Mukherji  dan  Ghosh.  2002.  Plant   Physiology. Tata  Me  Grow - Hill  Publishing  Company. Limited, New Delhi.
Nugroho, L. H dan Issirep. 2002. Biologi Dasar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pandey, S dan B. Sinha. 2002. Plant Physiology.  Vikas  Publishing  House PVT LTD, New York.
Pradhan, S., 2001. Plant Physiology. Hat Arond Publication PVT LTD, New York.
Soemarwono, I., Indrawarr., G. E.  Guhardjar., A. Akim., S. Sabanni dan K. S. Lili. 1990. Biologi Umum II. PT Gramedia, Jakarta.

Stein, K. R., E.  B.  James  dan  H.  J.  Shelley.  2000.   Introductiory   Plant   Biology  Edition  Eleven. McGrow Hill Migher Education, New York.
Sumadi dan M. Aditya. 1989. Biologi Sel. Graha Ilmu, Jakarta.
Tjitrosomo, S. S., 1990. Botani Umum. Angkasa, Bandung.
 
Read More ->>

Daftar Blog Saya

Blogroll

Statistik

latar blkng

Ganti Gambar Latarnya Sesuka Kamu


Pasang Seperti Ini

Followers

Pages

Blogger news

Banner

Flag Counter

Laman

Halaman

Oleh nanda nugraha. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts