Jumat, 27 September 2013

Pengenalan Ordo pada binatang

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (DPT) 
 I.   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perlindungan tanaman merupakan segala upaya untuk mencegah kerugian pada usaha budidaya tanaman, yang diakibatkan oleh pengganggu tanaman. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini yang jumlahnya kira-kira 50% dari jumlah populasi mahluk hidup di bumi. Dalam jumlah mereka melebihi hewan melata daratan lainnya praktis mereka terdapat di mana-mana.
Hama ialah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan mata. Hama tersebut dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara langsung maupun secara tidak langsung. Hama yang merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya, misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung biasanya melalui penyakit        (Enda joesi, 2002).
Umumnya hama berupa serangga yang dapat merusak tanaman secara langsung dan dapat dilihat dari gejala atau bekas pada tanaman yang diserang. Misalnya gigitan atau gerekan sedangkan yang tidak langsung  berupa suatu penyakit.
Hama merupakan organisme yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis.  Sebagian besar hama yang menyerang tanaman dibudidayakan berasal dari golongan insekta.  Adapun cara serangga merusak inangnya bervariasi, biasanya berkaitan erat dengan tipe  mulut dan kehidupannya.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang Pengenalan Ordo-ordo Serangga yaitu untuk mengetahui morfologi serta spesies-spesies yang termasuk kedalam ordo-ordo serangga tersebut.
Kegunaan praktikum tersebut untuk menambah pengetahuan pada praktikan tentang Ordo-ordo dari serangga yang ada dalam klasifikasi makhluk hidup.
II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ordo Orthoptera
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang.  Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.  Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain sepasang mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (Occeli).  Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum.  Spiralukum yang merupakan alat pernapasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen                                          (segmen terakhir abdomen) (Rioardi, 2009).
Ordo ini umunya dikenal sebagai serangga pemakan tumbuhan (Herbivora) diantaranya bangsa belalang. Namun ada pula yang bertindak sebagai predator atau memangsa serangga lain (Karnivora) (Rioardi, 2009).
Beberapa jenis serangga yang tergolong dalam ordo ini diantaranya adalah Belalang sembah (Tenodora sp.), Belalang kayu (Valanga nigricornis), Jangkrik (Grillus sp.), dan Kecoa (Periplaneta americana) (Rioardi, 2009).
2.2  Ordo Coleoptera
Memiliki cirri morfologi dari Ordo ini yaitu sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) (Rioardi,2009).
2.3  Ordo Homoptera
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yaitu memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, Sedangkan sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti Wereng cokelat (Nilaparvata lugens), Kutu  putih  daun  kelapa  (Aleurodicus destructor) dan  Kutu  loncat  lamtoro (Heteropsylla sp.) (Rioardi, 2009).
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago).  Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain (Rioardi, 2009).
2.4  Ordo Heminoptera
Ciri umum ordo hemiptera yaitu ukuran tubuh kecil sampai besar dan hampir semuanya bersayap. Sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang berbentuk membrane. Alat mulut penghisap dan warna tubuh bervariasi
Hidup diberbagai habitat  baik darat maupun air. Ordo ini apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak dan tahan  hidup cukup lama tanpa makan. Contoh dari ordo ini adalah Kepik, Anggang-anggang, Kutu busuk, dan lain-lain (Pracaya, 2004).
2.5  Ordo Diptera
Serangga ini memiliki ukuran tubuh kecil. Sayap satu pasang dan membraneus, sayap belakang tereduksi menjadi halter yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada saat terbang. Mata majemuk besar dan metamorphosis sempurna. Beberapa spesies dari ordo diptera ada yang menjadi hama tanaman, sebagai pengisap dara manusia atau binatang. Contoh dari ordo ini adalah Nyamuk dan Lalat (Saputra K, 2001).
2.6  Ordo Odonata
Memiliki morfologi sayap dua pasang dan bersifat membranus. Sebagian besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama,  seperti  beberapa jenis Trips, Capung serta Ngengat penggerek batang padi (Rioardi, 2009).
2.7  Ordo Lepidoptera
       Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar.  Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Beberapa jenisnya antara lain Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas) dan Kupu-kupu gajah                       (Attacus atlas) (Rioardi,2009).
2.8  Ordo Hymenoptera
 Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu. Sayap dari Ordo ini terdiri dari dua pasang yang bersifat membrane. Pada kepala dijumpai adanya antenna yang sedang dan ada yang panjang. Ordo ini Hidup sebagai parasit serangga lain. Dewasa banyak dijumpai diberbagai tanaman bunga dan hidup di serasah-serasah tanaman serta membuat sarang dari tanah. Contoh dari Ordo ini meliputi Lebah dan semut (Pracaya, 2004).
.
III.  METODOLOGI
3.1    Tempat dan Waktu
Praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang Pengenalan Ordo-Ordo Serangga, bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, Pada hari jumat tanggal 12 November 2010, dimulai dari pukul 14.00 WITA sampai dengan selesai.
3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar–Dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang Pengenalan Ordo-ordo Serangga yaitu kertas gambar, alat tulis menulis, papan bedah, alcohol 70% dan jarum pentul.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah                                      Walang Sangit (Leptocoriza acuta), Kepik Hijau (Nezara viridula),                   Belalang (Valanga nigricornis), Capung (Insenhura cervulla),                             Kumbang Helm (Coccinella acuta), Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros),            Lalat Buah (Dacus dorsalis), Kecoa (Periplaneta Sp.), Undur-undur (Frontalis), Lebah (Stagmomantis caroline), Nyamuk (Culex Sp.), Semut (Apideae),                Kutu Daun Mangga (Pseudococcus Sp.), Kutu Busuk (Cimex lecturalius),               Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), Larva Kumbang Kelapa                          (Oryctes rhinoceros.)
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
            Dari hasil Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang Pengenalan Serangga Hama Tanaman Pangan diperoleh hasil :NO PICTURE
                                                                                                  
                                                                                              Keterangan :
                                                                                              1. Caput
                                                                                              2. Thoraks
                                  3. Abdomen
                                  4. Mata
                                  5. Antena
                                  6. Tungkai Depan
                                  7. Tungkai Tengah
                                  8. Tungkai Belakang
                                  9. Sayap
                 
Gambar 1. Morfologi Belalang (Valanga nigricornis)

4.2  Pembahasan
Pada pengamatan Belalang (Valanga nigricornis) merupakan serangga yang termasuk tipe mulut menggigit dan mengunyah. Pada bagian tubuh Belalang (Valanga nigricornis) terlihat bagian tubuh terbagi atas tiga daerah yaitu Caput, Thoraks, dan Abdomen. Belalang ini memilki dua pasang sayap yaitu sayap deapn dan sayap belakang, pada bagian kepala terlihat mata, dan antenna.
Belalang (Valanga nigricornis) sangat merusak tanaman jagung jika menyerang secara begerombol.  Belalang (Valanga nigricornis) memiliki dua pasang sayap yaitu sayap depan dan sayap belakang, dan pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena berfungsi menerima rangsangan.  Perkembangan hidupnya yaitu  telur nimfa imago, nimfa dan imago pengendaliannya sangat sulit di lakukan, karena sangat aktiv dan tidak suka berdiam lama pada satu areal pertanaman pengendaliannya ialah dengan pengololahan tanah agar telur-telur belalang rusak. Pada satu pasang mata majemuk  yang terletak di kiri kanan kepala (Adisarwanto, 2000).
Klasifikasi Belalang (Valanga nigricornis): Kingdom: Animalia, Filum: Arthopoda, Kelas: Orthoptera, Family: Acrididae, Genus: Valanga, Spesis : Valanga nigricornis
Bagian dada serangga terdiri dari 3 ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan terakhir netathorax. Dada (torax) ini adalah tempat melekatnya kaki dan sayap. Perut (abdomen) serangga terdiri dari 11 atau 12 ruas, dan tidak mempunyai kaki seperti pada bagian dada. Pada ruas perut yang terakhir terdapat tambahan ruas yang disebut cercus, wujudnya berupa sepasang ruas yang sederhana menyerupai antenna. Circus yang sngat panjang menyerupai ekor yang jumlahnya 2 atau 3 misalnya pada Lalat Buah Lalat Buah (Dacus dorsalis), adapula circus yang berbentuk seperti catur. Alat reproduksi betina terleletak antara ruas ke-7 dan ke-8 pada permukaan bawah (ventral), alat reproduksi jantan terdapat pada batas belakang ruas perut yang ke-9 yang terletak pada permukaan bawah (ventral). System pernapasan serangga berbeda dengan binatang lain. Serangga tidak bernafas dengn paru-paru Atau insang, tetapi dengan alat pertukaran udara (ventilasi) yang special, mereka tidak bernafas melalui hidung atau mulut (Pracaya, 2004).
Kumbang Helem (Coceinela arduata) adalah salah satu hewan kecil dan mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Kumbang Helem (Coceinela arduata) memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lain, tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras dipunggungnya, sayap dipunggungnya berwarna-warni dan memiliki tiga tungkai.
Klasifikasi Kumbang Helem (Coccinela arquata). Kingdom: Animalia, Filum: Antropoda, Kelas: Araehnida, Ordo: Coleptera, Famili: Coccinelidae, Genus: Cocinela, Spesies: Coccinela arquata (Adisarwanto, 2000).
Larva Kumbang Kelapa Dan Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) adalah merupakan serangga dengan tipe mulut penggigit dan mengunyah, tubuhnya sangat lunak, mempunyai beberapa kaki, caput, mata, kaki semu, dan abdomen, ulat ini berwarna kecoklatan dan ada juga yang berwarna Putih Ciri-cirinya berbentuk silindris dengan panjang mencapai 3,5 cm (Steins, 2002).
Pada pengamatan Kepik Hijau (Nezara viridula) yang kita amati pada laboratorium kepik hijau mempunyai antena, mata, kaki dan sayap. Dan kepik hijau mempunyai mempunyai warna tubuh
 Kepik Hijau (Nezara viridula) Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik sejati (walaupun beberapa anggota Hemiptera bukanlah kepik sejati). Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya. (Endah joesi, 2002)
Klasifikasi Kepik Hijau (Nezara viridula). Kingdom: Animalia, Filum: Antropoda, Kelas: Insekta, Ordo: Hemiptera, Famili: Pentatumidae.
Pada pengamatan Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), yang kita amati pada laboratorium kepik hijau mempunyai antena, mata, kaki dan sayap.
Dari hasil pengamatan pada kutu putih (Pseudococcus sp.) yang terdapat pada daun mangga (Mangifera indica), dapat dikatakan bahwa morfologi hewan tersebut tidak sempurna.
Lonjong dan disekeliling tubuhnya terdapat duri-duri yang ukurannya hampir sama ini bagian dari kutu putih (Pseudococcus sp.) kecuali dua buah di bagian belakang lebih panjang dari yang lain.  Kutu berbentuk oval, sering hinggap di daun dan menghisap cairan sel daun.  Akibat serangan kutu tersebut, pada daun terdapat bercak kuning kotor  (Hartanti, 2009).
Pengamatan berikutnya yaitu morfologi Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Tampak terlihat antena, caput, toraks, abdomen, mata, tungkai depan dan tungkai belakang. Walang Sangit (Leptocorixa acuta) merupakan hewan yang mempertahankan dirinya dari gangguan predator lain dengan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Walang Sangit (Leptocorisa acuta) adalah serangan yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya terutama pada tanaman padi. Serangga ini mudah di ketahui dari bentuk tubuh yang panjang berukuran sampai 2 cm, yang mempunyai warna merah dan hitam. Serangga ini merupakan serangga pengisap cairan tanaman dari tangkai bunga (pariculae) sehingga tanaman tersebut mengalami kekurangan unsur hara dan akan mengakibatkan tanaman tersebut akan mengalami kekuningan. Walang sangit (Leptocorisa acuta)  merupan angota Hemiptera (Hartanti, 2009).
Klasifikasi Walang Sangit (Leptocorixa acuta).: Kindom: Animalia, Filum: Anthropoda, Kelas:Insekta, Ordo: Homoptera, Famili: Cereidae, Genus: Leptocorixa, Spesis: Leptocorixa acuta.
Dari hasil pengamatan  lalat buah (Dacus sp.) dapat disimpulkan bahwa morfologi dari  lalat buah terdiri dari kepala (caput), perut (abdomen), kaki toraksial dan kaki semu.
Dari hasil pengamatan morfologi capung (Isehnura cervula S.) memiliki ukuran bentuk tubuh panjang, yang terdiri dari sepasang mata, sepasang sayap, kepala (caput), kaki, dada (thoraks), perut (abdomen). 
Capung (Isehnura cervula S.) memiliki tubuh yang panjang dan ramping, memiliki sepasang sayap yang panjang yang sangat kasar.  Saat istirahat mengatupkan sayap di atas tubuh atau membentangkan sayap bersama-sama di atas tubuh (Samsudin, 2006).
Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), adalah serangga dengan tipe mulut penggigit dan pengunyah tubuhnya sangat lunak dan terdapat beberapa pasangan kaki, caput, kaki semu, mata dan abdomen, ulat terlihat berwarna hijau.  Ulat yang baru menetes makan epidermis, helai daun lunak dekat tempat penetesan telur, lalu pindah ke bagian tanaman lain dan menggerek batang, di mana pelepah daun menutupinya (Steins, 2002).
             
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
  Dari hasil praktikum Pengenalan Ordo Serangga ini, mendapatkan kesimpulan Bahwa :
1. Secara umum tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu caput, thoraks, dan abdomen. Tipe mulut dari serangga ordo orthoptera, adalah tipe pengunyah dan menggigit, metamorphosis dan paurometabola yang sederhana.
2.  Serangan yang dilakukan oleh hama dapat menyebabkan rusaknya biji, batang, daun, dan akar pada tanaman secara langsung dimana tanaman tersebut berada pada tahap pertumbuhan sehingga serangan tersebut menggangu proses pertumbuhannya.
3.  Pada pengenalan ordo Serangga terbagi atas Ordo Odonata, Ordo Orthoptera, Ordo hemiptera, Ordo Homoptera, Ordo Neuroptera, Ordo Mecoptera, Ordo Coleoptera, Ordo Lepidoptera, Ordo Diptera, dan Ordo Hymenoptera.
5.2  Saran
Untuk praktikum berikutnya diharapkan waktu yang digunakan lebih efektif sehingga praktikan dapat memahami tentang apa yang diamati pada percobaan yang sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan produksi kacang tanah. Penebar swadaya, Jakarta.
Endah Joesi dkk, 2002. Pengantar Hama dan Penyakit Tanaman. PT. Agro Media Pustaka. Tangerang
Hartati, 2009.  Laporan Praktikum Zoologi Arachnida dan Myriapoda.  http:// biologi-staincrb.web.id.  Di akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
Hidayat, I. R., 2000. Ilmu penyakit tumbuhan Uni brawijaya Usaha Nasional,
Pracaya, 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rioardi, 2009.  Ordo-Ordo Serangga.  http://rioardi.wordpress.com.  Di akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
 
Saputra, K., 2001. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara Jakarta.
Stenis, 2002. Pengolahan gulma. PT. Pradaya Pramitha, Jakarta.
Thiharso, 2000. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
.
 Sumbrr utama : http://abrarmely.blogspot.com/2013/06/laporan-sementara-ddpt-pengenalan-ordo.html

0 komentar:

Daftar Blog Saya

Blogroll

Statistik

latar blkng

Ganti Gambar Latarnya Sesuka Kamu


Pasang Seperti Ini

Followers

Pages

Blogger news

Banner

Flag Counter

Laman

Halaman

Oleh nanda nugraha. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts