Jumat, 27 September 2013

ORDO LEPIDOPTERA (KUPU - KUPU) DPT

ORDO LEPIDOPTERA
 DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN [ DPT ]
 
KATA PENGANTAR
Untaian syukur kepada Allah Swt, senantiasa terpanjatkan atas ragam nikmat yang telah dan senantiasa tercurah dalam dimensi kehidupan ini. Nikmat sehat, iman, dan ilmu adalah nikmat tak terkira dari Allah dan merupakan kekuatan maupun motivasi tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan tugas salah satu mata kuliah Entomologi. Makalah ini memberikan gambaran mengenai Ordo Lepidoptera dan hal – hal terkait organisme tersebut.
Penulis berharap makalah  ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan manfaat bagi kita semua. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas atau makalah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Serangga atau yang biasa dikenal dengan sebutan insekta merupakan kelas yang paling dominan dan beragam di permukaan bumi. Dalam kehidupan dan interaksinya dengan makhluk hidup lain, khususnya manusia, serangga memiliki peranan baik yang menguntungkan maupun peranan merugikan. Beberapa serangga berperan dalam membantu proses penyerbukan tanaman, berperan sebagai sumber makanan bagi organisme lain, dan sebagainya. Disisi lain, beberapa jenis serangga turut menyebabkan kerugian, antara lain sebagai hama, sebagai parasit, maupun sebagai vektor penyakit.
Salah satu ordo dalam kelas insekta yang juga memiliki keunikan dan peranan penting dalam kehidupan adalah ordo Lepidoptera. Ordo Lepidoptera merupakan serangga yang termasuk dalam kelompok Holometabolous, yaitu serangga yang memiliki empat tahapan siklus hidup. Seperti halnya organisme lain, Lepidoptera juga memiliki sistem organ yang menunjang kehidupannya, yang kesemua itu tercakup dalam karakterisik maupun keunikan dari Ordo Lepidoptera. Selain itu, hal penting lainnya dalam Ordo Lepidoptera ialah, secara ekologi  organisme ini berperan dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keragaman hayati.

.    Manfaat
Agar parapembacalebihmengertiakanordo Lepidoptera ini. Dimanaordoinimemilikisiklushidup yangsempurnadibandingkandenganserangga-seranggalainnya.Agar pembacamengetahuiperanordo Lepidoptera inipadakehidupansekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.           Deskripsi Umum Lepidoptera
v  Definisi
Lepidoptera artinya adalah "scaled wings" atau "bersayap sisik" (lepis, sisik dan pteron, sayap). Sisik-sisik ini yang nantinya akan membuat sayap kupu-kupu mempunyai warna yang cerah.
v  Anatomi
Kupu-kupu merupakan serangga yang masuk dalam ordo Lepidoptera. Kebanyakan kupu-kupu mempunyai struktur tubuh atau anatomi yang sama. Tubuh kupu-kupu dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen).
Kepala (Head) – kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon, probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala. 
Antena (Antennea) – antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa.  Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club.
Mata kompon (Compound Eye) – mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja.
Probosis (Proboscis) – kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air.
Palp labial (Labial palps) – palp labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.
Dada (Thorax) – dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang.
Sayap depan (Forewing) - fore wing adalah sepasang sayap yang berada paling atas.
Sayap belakang (Hindwing) - hind wing adalah sepasang sayap yang berada paling bawah.
Kaki (Legs) – kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap.
Perut (Abdomen) – perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan.
B.            Ciri-Ciri Morfologi Lepidoptera
·         Lepidoptera berasal dari bahasa Latin yang artinya sayap bersisik
·         Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama namun beberapa diantaranya ada yang predator.
·         Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar.
·         Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni.
·         Termasuk Endopterygota
·         Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit.
·         Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
·         Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola)
·         Metamorfosisnya melalui stadia : telur - larva - kepompong - Imago (dewasa)
·         Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta.
C.           Siklus Hidup Lepidoptera
Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat singkat. Sebenarnya, kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun hampir setahun tergantung pada spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat larva yang agak lama, dan ada yang mampu menjadi dorman ketika dalam tingkat pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin.
Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu bertelur lebih sekali dalam setahun.
Telur
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e8/Ariadne_merione_egg_sec.jpg/220px-Ariadne_merione_egg_sec.jpg
Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva sempatberkembang sepenuhnya. Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu mikropilyang bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur. Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang cepat mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan bentuk telur. Perekat ini mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini jugalah yang diproduksi oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sungguh keras sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa dipisahkan.
Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies kupu-kupu memiliki rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang hanya satu spesies maupun berbagai spesies. Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang keluar tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah beriklim sedang, harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain yang bisa bertelur pada musim semi agar telur dapat menetas pada musim panas.
Ulat
Larva kupu-kupu, yaitu ulat, memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh waktunya sebagai beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun, tetapi ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan serangga.
Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan semut. Beluncas berhubungan dengan semut dengan menggunakan getaran yang dipancarkan melalui substrat di samping merembeskan sinyal kimia.Semut sedikit banyak melindungi larva ini; sebagai balasan, larva menolong semut mengumpulkan rembesan madu.
Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar. Menjelang akhir setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu lapisan luar keras yang terbuat dari campuran kitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit ari yang baru di bawah. Di akhir setiap instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit baru berkembang lalu mengeras dan menghasilkan pigmen dengan cepat.[6]Proses menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari. Corak kepak kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang terakhir.
Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih enam pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.
Beberapa ulat bisa menggembungkan sesebahagian kepalanya supaya mirip ular sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata palsu agar lebih efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus bergelar osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk pada tujuan pertahanan juga.
Tumbuhan perumah sering mengandung bahan beracun di dalamnya yang dapat dipisahkan oleh beluncas untuk disimpan sampai tingkat dewasa agar tidak sedap dimakan burung dan predator-predator yang sejenisnya. Ketidaksedapan ini diperlihatkan dengan warna-warna peringatan merah, jingga, hitam atau putih, dalam kebiasaan yang dikenal sebagai aposematisme. Bahan-bahan beracun dalam tumbuhan sering dikembangkan khusus untuk melindungi tumbuhan dari dimakan oleh serangga. Namun, serangga berhasil mengembangkan langkah balas atau memanfaatkan toksin-toksin ini untuk kemandirian dirinya. "Perlombaan senjata" ini telah memicu evolusi bersama sesama serangga dan tumbuhan perumahnya.
Kebanyakan ulat tubular, tubuh tersegmentasi. Mereka memiliki tiga pasang kaki sejati pada tiga segmen dada, hingga empat pasang proleg pada segmen tengah perut , dan seringkali satu pasang proleg pada segmen perut terakhir. Ada sepuluh segmen perut. Keluarga Lepidoptera berbeda dalam jumlah dan posisi dari proleg. Beberapa ulat yang fuzzy (yang berarti mereka memiliki rambut), dan mereka yang paling mungkin menyebabkan gatal-gatal tangan jika tersentuh.
Ulat tumbuh melalui serangkaian moults ; setiap tahap peralihan disebut instar . The rontok terakhir membawa mereka ke dalam pupa tidak aktif atau tahap kepompong.
Seperti semua serangga, ulat bernapas melalui serangkaian bukaan kecil di sepanjang sisi dada dan perut yang disebut spirakel . Cabang ini ke dalam rongga tubuh ke jaringan tracheae. Sebuah ulat beberapa keluarga Pyralidae adalah air dan memiliki insang yang membiarkan mereka bernapas di bawah air.
Ulat memiliki sekitar 4.000 otot (dibandingkan dengan manusia, dengan 629). Ulat rata-rata memiliki 248 otot di segmen kepala sendiri.
Ulat bergerak dengan meluncur organ internal mereka maju menggunakan kontraksi otot-otot, yang memanjang pertama torso dan kemudian kontrak seperti Slinky. Mereka adalah salah satu-satunya organisme diketahui bahwa menggunakan metode bergerak. Cara lain untuk menjelaskan proses ini adalah:-pertama, tubuh-nanti
PENGLIHATAN
Ulat tidak punya visi yang baik. Mereka memiliki serangkaian enam mata ikan kecil atau ' stemmata 'di setiap sisi bagian bawah kepala mereka. Ini mungkin dapat membentuk baik fokus, tapi buruk terselesaikan gambar.Mereka bergerak kepala mereka dari sisi ke sisi mungkin sebagai alat menilai jarak benda, khususnya tanaman. Mereka mengandalkan pendek mereka antena untuk membantu mereka menemukan makanan.
Beberapa ulat yang mampu mendeteksi getaran, biasanya pada frekuensi tertentu. Ulat dari umum -ujung ngengat hook , Drepana arcuata (Drepanoidea) menghasilkan suara untuk mempertahankan sarang sutra mereka dari anggota spesies mereka sendiri,oleh gesekan terhadap daun dalam duel akustik ritual. Mereka mendeteksi getaran yang dilakukan oleh pabrik dan tidak bunyi di udara. Demikian pula, rol daun ceri serotinella Caloptilia gulungan membela mereka.Tenda ulat juga dapat mendeteksi getaran pada frekuensi beats sayap dari salah satu musuh alami mereka.
KLASIFIKASI
Para geometrids , juga dikenal sebagai inchworms atau Loopers, yang dinamakan demikian karena cara mereka bergerak, muncul untuk mengukur bumi (yang geometrid kata-alat ukur berarti bumi dalam bahasa Yunani ), alasan utama untuk ini penggerak yang tidak biasa adalah penghapusan hampir semua yang proleg kecuali clasper pada segmen terminal.
Ulat memiliki tubuh lunak yang dapat tumbuh dengan cepat antara moults. Hanya kapsul kepala mengeras. Dalam ulat, yang rahang yang tangguh dan tajam untuk mengunyah daun, pada orang dewasa yang paling Lepidoptera, yang rahang sangat dikurangi, atau lembut. Di balik rahang dari ulat adalah pemintal , untuk memanipulasi sutra.
Beberapa larva dari Hymenoptera (semut, lebah dan tawon) agar dapat muncul seperti ulat Lepidoptera tersebut. Ini terutama terlihat pada Sawfly keluarga dan sementara larva dangkal menyerupai ulat, mereka dapat dibedakan dengan adanya proleg pada setiap segmen perut. Perbedaan lain adalah bahwa ulat Lepidopteran telah crochets atau kait pada proleg sementara ini tidak hadir pada larva sawfly. Juga di ulat Lepidopteran adalah terbalik Y berbentuk jahit di bagian depan kepala. Larva sawflies berbeda pula dalam memiliki menonjol ocelli pada kapsul kepala.
SELF DEFENSE
Banyak hewan memakan ulat karena mereka kaya akan protein, merugikan, ulat telah berevolusi berbagai sarana pertahanan. Munculnya ulat sering dapat mengusir predator, tanda-tanda dan bagian tubuh tertentu dapat membuatnya tampak beracun, berukuran lebih besar sehingga mengancam, atau non-dimakan. Beberapa jenis ulat memang beracun, dan mampu menembak asam
Beberapa ulat telah lama "cambuk-seperti" organ yang melekat pada ujung tubuh mereka. ulat tersebut menggoyangkan organ untuk menakut-nakuti diri lalat.
Ulat telah berevolusi pertahanan terhadap kondisi fisik seperti kondisi lingkungan dingin, panas atau kering. Beberapa spesies Arktik seperti groenlandica Gynaephora telah berjemur khusus dan perilaku agregasi,selain dari adaptasi fisiologis untuk tetap dalam keadaan tidak aktif.
PENAMPILAN
Banyak ulat samar berwarna dan menyerupai tanaman yang mereka makan dan bahkan mungkin memiliki bagian-bagian yang meniru bagian-bagian tanaman seperti duri. Ukuran mereka bervariasi dari sesedikit 1 mm sampai sekitar 3 inci. Beberapa terlihat seperti benda-benda di lingkungan seperti kotoran burung. Banyak pakan tertutup di dalam galeri sutra, daun digulung atau oleh pertambangan antara permukaan daun. Ulat dari arizonaria Nemoria yang tumbuh dalam pakan musim semi pada dedaunan ek dan muncul hijau. Para mengeram musim panas muncul seperti ranting kayu ek. Pengembangan diferensial dihubungkan dengan isi tanin dalam makanan.
Lebih agresif membela diri tindakan dilakukan oleh ulat. Ulat ini telah berduri seperti bulu atau rambut panjang halus setae dengan tips dilepas yang akan mengganggu oleh penginapan di kulit atau selaput lendir. Beberapa burung, seperti Kedasih , akan menelan bahkan hairiest ulat. Pertahanan yang agresif kebanyakan bulu terkait dengan racun kelenjar, yang disebut urticating rambut , sebuah racun di antara defensif bahan kimia yang paling ampuh dalam setiap hewan diproduksi oleh Amerika Selatan ngengat sutra genus Lonomia . Ini adalah antikoagulan cukup kuat untuk menyebabkan manusia untuk perdarahan sampai mati (Lihat Lonomiasis ). Bahan kimia ini sedang diselidiki untuk aplikasi medis potensial. rambut Sebagian besar urticating berkisar efek dari iritasi ringan sampai dermatitis .
Tanaman telah berevolusi racun untuk melindungi diri dari herbivora dan beberapa ulat telah berevolusi penanggulangan dan memakan daun tanaman ini beracun. Selain menjadi tidak terpengaruh oleh racun, mereka menyita dalam tubuh mereka, membuat mereka sangat beracun untuk predator. Zat kimia ini juga dibawa masuk ke tahap dewasa. Spesies ini beracun, seperti ngengat Cinnabar (Tyria jacobaeae) dan raja ( Danaus plexippus ) ulat, biasanya mengiklankan diri dengan cerah atau bergaris-garis berwarna hitam, merah dan kuning-warna bahaya (lihat aposematism ). Setiap predator yang mencoba makan ulat dengan mekanisme pertahanan agresif akan belajar dan menghindari upaya masa depan
Beberapa ulat memuntahkan cairan pencernaan asam pada musuh menyerang. Banyak papilionid larva menghasilkan bau tidak sedap dari kelenjar extrudable disebut osmeteria .
Ulat dapat menghindari predator dengan menggunakan garis sutra dan dropping off dari cabang saat terganggu.
Beberapa ulat mendapatkan perlindungan dengan mengaitkan diri dengan semut . Para Lycaenid kupu-kupu sangat terkenal untuk ini. Mereka berkomunikasi dengan semut pelindung mereka dengan getaran serta sarana kimia dan biasanya memberikan imbalan makanan.
Beberapa ulat yang suka berteman , agregasi besar dipercaya dapat membantu dalam mengurangi tingkat parasitisasi dan pemangsaan. Cluster memperkuat sinyal pewarnaan aposematic, dan individu dapat berpartisipasi dalam kelompok atau menampilkan regurgitasi.
Pupa (Kepompong)
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita sebut dengan kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus benang sutra atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa atau kepompong ini, ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil diketahui melalui penelitian yang dilakukan di Georgetown University.Penelitian tersebut menemukan bahwa kupu-kupu masih memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang mereka miliki ketika mereka masih berwujud ulat.
Entah bagaimana, neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari proses pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu, bagaimana neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang berukuran lebih besar dan lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Selain neuron, ada juga bagian tubuh ulat lainnya yang berhasil selamat dari proses "penghancuran diri" yang dilakukan oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus yang dimilikinya.
Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan berhenti tumbuh pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan hanya mulai tubuh lagi bila telah waktunya bagi ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Setelah waktu tersebut tiba, sel embrio akan menggunakan nutrisi yang berasal dari bagian tubuh ulat yang dicerna dan kemudian membentuk bagian-bagian dari tubuh kupu-kupu. Sel embrio ini juga terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, dan sel embrio yang berbeda akan membentuk jaringan tubuh yang berbeda pula. Sebagai contoh, ada sel embrio yang akan membentuk kaki, antena, sayap, organ kupu-kupu dan lain-lain.
Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.
Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam dan saat ini adalah saat ketika kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk pertahanan apa pun.
D.           Sistem Organ Lepidoptera
Sistem Organ
Keterangan
Sistem pernapasan
Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada bagian perutnya.
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar.
Sistem peredaran darah
Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
Sistem syaraf
Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan berupa :a. mata faset (majemuk)b. antenac. alat pembuat suara (misalnya pada Orthoptera dan Hemiptera) dan alat pendengar.
d. alat yang menimbulkan cahaya (kunang-kunang)
Sistem ekskresi
Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh Malpighi.
Sistem reproduksi
Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis maupun paedogenesis. Partenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah. Sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva, misalnya Diptera.Dalam perkembangan menuju dewasa, Insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur pleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina. 





Read More ->>

Pengenalan Ordo pada binatang

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (DPT) 
 I.   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perlindungan tanaman merupakan segala upaya untuk mencegah kerugian pada usaha budidaya tanaman, yang diakibatkan oleh pengganggu tanaman. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini yang jumlahnya kira-kira 50% dari jumlah populasi mahluk hidup di bumi. Dalam jumlah mereka melebihi hewan melata daratan lainnya praktis mereka terdapat di mana-mana.
Hama ialah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan mata. Hama tersebut dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara langsung maupun secara tidak langsung. Hama yang merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya, misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung biasanya melalui penyakit        (Enda joesi, 2002).
Umumnya hama berupa serangga yang dapat merusak tanaman secara langsung dan dapat dilihat dari gejala atau bekas pada tanaman yang diserang. Misalnya gigitan atau gerekan sedangkan yang tidak langsung  berupa suatu penyakit.
Hama merupakan organisme yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis.  Sebagian besar hama yang menyerang tanaman dibudidayakan berasal dari golongan insekta.  Adapun cara serangga merusak inangnya bervariasi, biasanya berkaitan erat dengan tipe  mulut dan kehidupannya.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang Pengenalan Ordo-ordo Serangga yaitu untuk mengetahui morfologi serta spesies-spesies yang termasuk kedalam ordo-ordo serangga tersebut.
Kegunaan praktikum tersebut untuk menambah pengetahuan pada praktikan tentang Ordo-ordo dari serangga yang ada dalam klasifikasi makhluk hidup.
II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ordo Orthoptera
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang.  Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.  Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain sepasang mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (Occeli).  Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum.  Spiralukum yang merupakan alat pernapasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen                                          (segmen terakhir abdomen) (Rioardi, 2009).
Ordo ini umunya dikenal sebagai serangga pemakan tumbuhan (Herbivora) diantaranya bangsa belalang. Namun ada pula yang bertindak sebagai predator atau memangsa serangga lain (Karnivora) (Rioardi, 2009).
Beberapa jenis serangga yang tergolong dalam ordo ini diantaranya adalah Belalang sembah (Tenodora sp.), Belalang kayu (Valanga nigricornis), Jangkrik (Grillus sp.), dan Kecoa (Periplaneta americana) (Rioardi, 2009).
2.2  Ordo Coleoptera
Memiliki cirri morfologi dari Ordo ini yaitu sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) (Rioardi,2009).
2.3  Ordo Homoptera
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yaitu memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, Sedangkan sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti Wereng cokelat (Nilaparvata lugens), Kutu  putih  daun  kelapa  (Aleurodicus destructor) dan  Kutu  loncat  lamtoro (Heteropsylla sp.) (Rioardi, 2009).
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago).  Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain (Rioardi, 2009).
2.4  Ordo Heminoptera
Ciri umum ordo hemiptera yaitu ukuran tubuh kecil sampai besar dan hampir semuanya bersayap. Sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang berbentuk membrane. Alat mulut penghisap dan warna tubuh bervariasi
Hidup diberbagai habitat  baik darat maupun air. Ordo ini apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak dan tahan  hidup cukup lama tanpa makan. Contoh dari ordo ini adalah Kepik, Anggang-anggang, Kutu busuk, dan lain-lain (Pracaya, 2004).
2.5  Ordo Diptera
Serangga ini memiliki ukuran tubuh kecil. Sayap satu pasang dan membraneus, sayap belakang tereduksi menjadi halter yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada saat terbang. Mata majemuk besar dan metamorphosis sempurna. Beberapa spesies dari ordo diptera ada yang menjadi hama tanaman, sebagai pengisap dara manusia atau binatang. Contoh dari ordo ini adalah Nyamuk dan Lalat (Saputra K, 2001).
2.6  Ordo Odonata
Memiliki morfologi sayap dua pasang dan bersifat membranus. Sebagian besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama,  seperti  beberapa jenis Trips, Capung serta Ngengat penggerek batang padi (Rioardi, 2009).
2.7  Ordo Lepidoptera
       Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar.  Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Beberapa jenisnya antara lain Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas) dan Kupu-kupu gajah                       (Attacus atlas) (Rioardi,2009).
2.8  Ordo Hymenoptera
 Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu. Sayap dari Ordo ini terdiri dari dua pasang yang bersifat membrane. Pada kepala dijumpai adanya antenna yang sedang dan ada yang panjang. Ordo ini Hidup sebagai parasit serangga lain. Dewasa banyak dijumpai diberbagai tanaman bunga dan hidup di serasah-serasah tanaman serta membuat sarang dari tanah. Contoh dari Ordo ini meliputi Lebah dan semut (Pracaya, 2004).
.
III.  METODOLOGI
3.1    Tempat dan Waktu
Praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang Pengenalan Ordo-Ordo Serangga, bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, Pada hari jumat tanggal 12 November 2010, dimulai dari pukul 14.00 WITA sampai dengan selesai.
3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar–Dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang Pengenalan Ordo-ordo Serangga yaitu kertas gambar, alat tulis menulis, papan bedah, alcohol 70% dan jarum pentul.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah                                      Walang Sangit (Leptocoriza acuta), Kepik Hijau (Nezara viridula),                   Belalang (Valanga nigricornis), Capung (Insenhura cervulla),                             Kumbang Helm (Coccinella acuta), Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros),            Lalat Buah (Dacus dorsalis), Kecoa (Periplaneta Sp.), Undur-undur (Frontalis), Lebah (Stagmomantis caroline), Nyamuk (Culex Sp.), Semut (Apideae),                Kutu Daun Mangga (Pseudococcus Sp.), Kutu Busuk (Cimex lecturalius),               Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), Larva Kumbang Kelapa                          (Oryctes rhinoceros.)
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
            Dari hasil Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang Pengenalan Serangga Hama Tanaman Pangan diperoleh hasil :NO PICTURE
                                                                                                  
                                                                                              Keterangan :
                                                                                              1. Caput
                                                                                              2. Thoraks
                                  3. Abdomen
                                  4. Mata
                                  5. Antena
                                  6. Tungkai Depan
                                  7. Tungkai Tengah
                                  8. Tungkai Belakang
                                  9. Sayap
                 
Gambar 1. Morfologi Belalang (Valanga nigricornis)

4.2  Pembahasan
Pada pengamatan Belalang (Valanga nigricornis) merupakan serangga yang termasuk tipe mulut menggigit dan mengunyah. Pada bagian tubuh Belalang (Valanga nigricornis) terlihat bagian tubuh terbagi atas tiga daerah yaitu Caput, Thoraks, dan Abdomen. Belalang ini memilki dua pasang sayap yaitu sayap deapn dan sayap belakang, pada bagian kepala terlihat mata, dan antenna.
Belalang (Valanga nigricornis) sangat merusak tanaman jagung jika menyerang secara begerombol.  Belalang (Valanga nigricornis) memiliki dua pasang sayap yaitu sayap depan dan sayap belakang, dan pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena berfungsi menerima rangsangan.  Perkembangan hidupnya yaitu  telur nimfa imago, nimfa dan imago pengendaliannya sangat sulit di lakukan, karena sangat aktiv dan tidak suka berdiam lama pada satu areal pertanaman pengendaliannya ialah dengan pengololahan tanah agar telur-telur belalang rusak. Pada satu pasang mata majemuk  yang terletak di kiri kanan kepala (Adisarwanto, 2000).
Klasifikasi Belalang (Valanga nigricornis): Kingdom: Animalia, Filum: Arthopoda, Kelas: Orthoptera, Family: Acrididae, Genus: Valanga, Spesis : Valanga nigricornis
Bagian dada serangga terdiri dari 3 ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan terakhir netathorax. Dada (torax) ini adalah tempat melekatnya kaki dan sayap. Perut (abdomen) serangga terdiri dari 11 atau 12 ruas, dan tidak mempunyai kaki seperti pada bagian dada. Pada ruas perut yang terakhir terdapat tambahan ruas yang disebut cercus, wujudnya berupa sepasang ruas yang sederhana menyerupai antenna. Circus yang sngat panjang menyerupai ekor yang jumlahnya 2 atau 3 misalnya pada Lalat Buah Lalat Buah (Dacus dorsalis), adapula circus yang berbentuk seperti catur. Alat reproduksi betina terleletak antara ruas ke-7 dan ke-8 pada permukaan bawah (ventral), alat reproduksi jantan terdapat pada batas belakang ruas perut yang ke-9 yang terletak pada permukaan bawah (ventral). System pernapasan serangga berbeda dengan binatang lain. Serangga tidak bernafas dengn paru-paru Atau insang, tetapi dengan alat pertukaran udara (ventilasi) yang special, mereka tidak bernafas melalui hidung atau mulut (Pracaya, 2004).
Kumbang Helem (Coceinela arduata) adalah salah satu hewan kecil dan mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Kumbang Helem (Coceinela arduata) memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lain, tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras dipunggungnya, sayap dipunggungnya berwarna-warni dan memiliki tiga tungkai.
Klasifikasi Kumbang Helem (Coccinela arquata). Kingdom: Animalia, Filum: Antropoda, Kelas: Araehnida, Ordo: Coleptera, Famili: Coccinelidae, Genus: Cocinela, Spesies: Coccinela arquata (Adisarwanto, 2000).
Larva Kumbang Kelapa Dan Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) adalah merupakan serangga dengan tipe mulut penggigit dan mengunyah, tubuhnya sangat lunak, mempunyai beberapa kaki, caput, mata, kaki semu, dan abdomen, ulat ini berwarna kecoklatan dan ada juga yang berwarna Putih Ciri-cirinya berbentuk silindris dengan panjang mencapai 3,5 cm (Steins, 2002).
Pada pengamatan Kepik Hijau (Nezara viridula) yang kita amati pada laboratorium kepik hijau mempunyai antena, mata, kaki dan sayap. Dan kepik hijau mempunyai mempunyai warna tubuh
 Kepik Hijau (Nezara viridula) Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik sejati (walaupun beberapa anggota Hemiptera bukanlah kepik sejati). Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya. (Endah joesi, 2002)
Klasifikasi Kepik Hijau (Nezara viridula). Kingdom: Animalia, Filum: Antropoda, Kelas: Insekta, Ordo: Hemiptera, Famili: Pentatumidae.
Pada pengamatan Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), yang kita amati pada laboratorium kepik hijau mempunyai antena, mata, kaki dan sayap.
Dari hasil pengamatan pada kutu putih (Pseudococcus sp.) yang terdapat pada daun mangga (Mangifera indica), dapat dikatakan bahwa morfologi hewan tersebut tidak sempurna.
Lonjong dan disekeliling tubuhnya terdapat duri-duri yang ukurannya hampir sama ini bagian dari kutu putih (Pseudococcus sp.) kecuali dua buah di bagian belakang lebih panjang dari yang lain.  Kutu berbentuk oval, sering hinggap di daun dan menghisap cairan sel daun.  Akibat serangan kutu tersebut, pada daun terdapat bercak kuning kotor  (Hartanti, 2009).
Pengamatan berikutnya yaitu morfologi Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Tampak terlihat antena, caput, toraks, abdomen, mata, tungkai depan dan tungkai belakang. Walang Sangit (Leptocorixa acuta) merupakan hewan yang mempertahankan dirinya dari gangguan predator lain dengan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Walang Sangit (Leptocorisa acuta) adalah serangan yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya terutama pada tanaman padi. Serangga ini mudah di ketahui dari bentuk tubuh yang panjang berukuran sampai 2 cm, yang mempunyai warna merah dan hitam. Serangga ini merupakan serangga pengisap cairan tanaman dari tangkai bunga (pariculae) sehingga tanaman tersebut mengalami kekurangan unsur hara dan akan mengakibatkan tanaman tersebut akan mengalami kekuningan. Walang sangit (Leptocorisa acuta)  merupan angota Hemiptera (Hartanti, 2009).
Klasifikasi Walang Sangit (Leptocorixa acuta).: Kindom: Animalia, Filum: Anthropoda, Kelas:Insekta, Ordo: Homoptera, Famili: Cereidae, Genus: Leptocorixa, Spesis: Leptocorixa acuta.
Dari hasil pengamatan  lalat buah (Dacus sp.) dapat disimpulkan bahwa morfologi dari  lalat buah terdiri dari kepala (caput), perut (abdomen), kaki toraksial dan kaki semu.
Dari hasil pengamatan morfologi capung (Isehnura cervula S.) memiliki ukuran bentuk tubuh panjang, yang terdiri dari sepasang mata, sepasang sayap, kepala (caput), kaki, dada (thoraks), perut (abdomen). 
Capung (Isehnura cervula S.) memiliki tubuh yang panjang dan ramping, memiliki sepasang sayap yang panjang yang sangat kasar.  Saat istirahat mengatupkan sayap di atas tubuh atau membentangkan sayap bersama-sama di atas tubuh (Samsudin, 2006).
Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), adalah serangga dengan tipe mulut penggigit dan pengunyah tubuhnya sangat lunak dan terdapat beberapa pasangan kaki, caput, kaki semu, mata dan abdomen, ulat terlihat berwarna hijau.  Ulat yang baru menetes makan epidermis, helai daun lunak dekat tempat penetesan telur, lalu pindah ke bagian tanaman lain dan menggerek batang, di mana pelepah daun menutupinya (Steins, 2002).
             
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
  Dari hasil praktikum Pengenalan Ordo Serangga ini, mendapatkan kesimpulan Bahwa :
1. Secara umum tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu caput, thoraks, dan abdomen. Tipe mulut dari serangga ordo orthoptera, adalah tipe pengunyah dan menggigit, metamorphosis dan paurometabola yang sederhana.
2.  Serangan yang dilakukan oleh hama dapat menyebabkan rusaknya biji, batang, daun, dan akar pada tanaman secara langsung dimana tanaman tersebut berada pada tahap pertumbuhan sehingga serangan tersebut menggangu proses pertumbuhannya.
3.  Pada pengenalan ordo Serangga terbagi atas Ordo Odonata, Ordo Orthoptera, Ordo hemiptera, Ordo Homoptera, Ordo Neuroptera, Ordo Mecoptera, Ordo Coleoptera, Ordo Lepidoptera, Ordo Diptera, dan Ordo Hymenoptera.
5.2  Saran
Untuk praktikum berikutnya diharapkan waktu yang digunakan lebih efektif sehingga praktikan dapat memahami tentang apa yang diamati pada percobaan yang sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan produksi kacang tanah. Penebar swadaya, Jakarta.
Endah Joesi dkk, 2002. Pengantar Hama dan Penyakit Tanaman. PT. Agro Media Pustaka. Tangerang
Hartati, 2009.  Laporan Praktikum Zoologi Arachnida dan Myriapoda.  http:// biologi-staincrb.web.id.  Di akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
Hidayat, I. R., 2000. Ilmu penyakit tumbuhan Uni brawijaya Usaha Nasional,
Pracaya, 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rioardi, 2009.  Ordo-Ordo Serangga.  http://rioardi.wordpress.com.  Di akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
 
Saputra, K., 2001. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara Jakarta.
Stenis, 2002. Pengolahan gulma. PT. Pradaya Pramitha, Jakarta.
Thiharso, 2000. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
.
 Sumbrr utama : http://abrarmely.blogspot.com/2013/06/laporan-sementara-ddpt-pengenalan-ordo.html
Read More ->>

Daftar Blog Saya

Blogroll

Statistik

latar blkng

Ganti Gambar Latarnya Sesuka Kamu


Pasang Seperti Ini

Followers

Pages

Blogger news

Banner

Flag Counter

Laman

Halaman

Oleh nanda nugraha. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts