Rabu, 04 Desember 2013

SELEKSI PADA TANAMAN



BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Statistik merupakan cabang matematika terapan yang berhubungan pengumpulan, penyajian, analisis, dan interpretasi data.Dalam pekerjaannya seorang pemulia tanaman menghadapi setumpuk data yang diperoleh dari berbagai populasi tanaman.Dengan demikian pengetahuan dasar mengenai statistik merupakan prasyarat yang mestilah dimiliki oleh seorang pemulia tanaman adalah metode statistik dan rancangan percobaan.Dalam penerapannya, berbagai prosedur statistik yang digunakan tersebut tergantung pada tujuan dan informasi genetik yang diinginkan sebagaimana yang telah dibahas dalam perkuliahan.
Metode pemuliaan tanaman yang tepat diterapkan pada suatu jenistanaman bergantung pada sistem reproduksinya.Oleh karena itu metodepemuliaan tanaman dapat dipisahkan menjadi metode pemuliaan tanamanmenyerbuk sendiri dan metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang.Salahsatu metode pemuliaan tanaman yang banyak digunkan adalah metode seleksi.
Keragaman dalam populasi dapat terjadi secara alami dan buatan. Hal ini akan menimbulkan ciri populasi tertentu, sebagai akibat dari komposisigenotipe-genotipepenyusunnya, banyaknya bentuk genotipe danfrekuensinya, serta nilai dari masing-masing genotipe. Banyak bentukgenotipe yang dihasilkan dipengaruhi oleh status genotipe individu-individu.Anggota populasi semula dan mekanisme yang terjadi akibat caraperkembangbiakan seksual.
Seleksi bekerja berdasarkan penilaian karakteristik tanaman yangdapat dilihat berdasarkan kenampakan fenotipenya.Nilai seleksi sangatdipengaruhi oleh pengetahuan mengenai hubungan genotipe dan fenotipe, atauhubungan gen dengan faktor lingkungan yang bekerja bersama danberpengaruh pada penampilan yang nampak dari suatu sifat.
Beberapa prosedur statistik yang akan dipelajari dalam praktikum adalah nilai tengah dan ukuran penyebaran data seperti kisaran, ragam, standar deviasi dan koefisien variasi dari suatu sampel tanaman.
Heterosis& Inbreeding
Inbreeding merupakan perkawinan antara individu-individu berkerabat dekat.Akibat dari inbreeding adalah dihasilkannya individu-individu yang mengalami penurunan ketegaran dan vigor sebagai akibat menurunnya heterozigositas.penurunan inilah yang dikenal dengan tekanan silang dalam sebagai akibat dari terkumpulnya gen-gen resesif yang tidak diinginkan pada F2.Kebalikan dari semua itu, heterosis merupakan hasil dari perkawinan dua tetua yang tidak berkerabat dekat.Heterosis mengacu pada peningkatan dalam hal ketegaran dan vigor dibandingkan dengan nilai kedua tetuanya sebagai akibat dari meningkatnya heterozigositas. Adapun kehadiran gen-gen resesif yang tidak diinginkan pada satu tetua tertutupi oleh gen-gen dominan yang terdapat pada tetua yang lain.
Heterosis dan inbreeding depression (tekanan silang dalam) adalah dua hal yang saling bertolak belakang tetapi pada dasarnya berkaitan erat.Heterosis merupakan keunggulan hibrida pada satu atau lebih karakter dibandingkan dengan kedua tetuanya.Efek heterosis yang muncul pada hibrida hasil persilangan dari dua tetua ini merupakan tujuan dari dilakukannya inbreeding.Sedangkan inbreeding sendiri memiliki konsekuensi tertentu yaitu terjadinya tekanan silang dalam.
Seleksi masa
Seleksi massa merupakan metode seleksi yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan. Pada umumnya petani sudah melaksanakan seleksi ini waktu memilih tanaman-tanaman yang benihnya akan digunakan untuk musim berikutnya. Prosedur seleksinya adalah memilih individu-individu tanaman yang sesuai dengan kriteria seleksi yang diinginkan. Pada waktu panen, benih dari masing-masing tanaman dalam jumlah yang sama digabungkan (campur) untuk dipakai sebagai bahan tanam untuk pertanaman pada musim berikutnya.
Pada tanaman jagung, seleksi massa merupakan seleksi atau pemilihan secara individu yang didasarkan pada fenotipe tanaman hasil random mating. Pemilihan dilakukan secara visual pada tanaman yang digunakan sebagai betina (tanaman penghasil tongkol) karena tanaman jantan yang menyerbuki tidak diketahui asalnya.Tidak ada pengontrolan penyerbukan karena diasumsikan bahwa tetua betina terpilih melakukan persilangan secara acak dengan gamet jantan dari keseluruhan populasi.
Pada seleksi massa possitif hanya dipilih individu-individu tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan tanaman. Yang tidak terpilih dibuang dari populasi atau dipanen untuk keperluan konsumsi. Pada seleksi massanegatif, tanaman yang menyimpang dari sifat-sifat yang dikehendaki dari suatu populasi disingkirkan. Sedangkan tanaman yang tersisa dipanen bersama dan dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanaman musim berikutnya. Seleksi massanegatif banyak dilakukan untuk memurnikan varietas unggul ataupun lokal yang telah beredar di masyarakat atau dalam rangka memproduksi benih untuk menjamin kemurnian genetiknya.
Kelebihan dari metode seleksi massa adalah metode ini sederhana, tidak mahal menekan inbreeding pada tingkat yang rendah dan bias dilakukan pada populasi yang besar. Metode ini relative cepat untuk perbaikan karakter yang diinginkan.Pada karakter yang memiliki heritabilitas yang tinggi, perbaikan karakter dapat dicapai dalam satu siklus. Kelemahannya adalah tidak adanya control terhadap gen-gen jelek yang berasal dari gamet jantan (pollen). Seleksi massa juga efektif untuk perbaikan karakter-karakter yang memiliki heritabilitas yang rendah seperti karakter hasil pada jagung.
Seleksi massa akan cepat memberikan hasil jika gen yang terlibat dalam pengontrolan karakter yang diinginkan bersifat aditif. Karakter yang diperbaiki memiliki heritabilitas yang tinggi, sedangkan karakter yang ingin dibuang bersifat resesif.Korelasi antar karakter yang dipertahankan serta karakter yang ingin diperbaiki juga penting.Karakter-karakter tersebut mesti memiliki korelasi positif.
2.1  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
-          Melakukan seleksi masa pada tanaman jagung denga galur yang berbeda setiap populasinya.
-          Mengidentifikasi fenomena heterosis pada tanaman jagung dengan beberapa varietas yang berbeda.
-          Melakukan perhitungan dan pengolahan data terhadap data-data yang diperoleh dengan mengidentifikasi melalui seleksi masa dan pengamatan heterosis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum menetapkan metode seleksi yang akan digunakan dan kapanseleksi akan dimulai perlu diketahui berapa besar variabilitas genetik, karenavariabilitas genetik sangat mempengaruhi keberhasilan sutau proses seleksidalam program pemuliaan tanaman. Selain melihat variabilitas genetik perlujuga diketahui nilai heritabilitas karena heritabilitas merupakan parametergenetik yang memilih sistem seleksi yang efektif (Pinaria et al., 1995).
Bila mana seleksi telah dilakukan terhadap suatu populasi tanaman, di harapkan tanaman yang terpilih akan memberikan hasil yang lebih baik. Besar kenaikkan hasil yang akan diperoleh dapat diperkirakan dengan menghitung kemajuan genetikannya secara teoritis (genetic advance). Kemajuan genetik secara praktek diartikan sebagai kemajuan seleksi yang dilakukan. Untuk dapat memperkirakan, diperlukan pengertian dan pengenalan secara baik terhadap populasi beserta keragamannya dan pengetahuan mengenai besarnya angka heritabilitas. (Mangoendidjojo, 2003).
Adanya keragaman genetik, yang berarti tingkat perbandingan nilaiantara individu genotipe dalam populasi merupakan syarat keberhasilan seleksiterhadap sifat yang diinginkan. Keberhasilan program pemuliaan tanamansangat tergantung pada keragaman genetik dari karakter yang dapat diwariskandan kemampuan memilih genotipe-genotipe unggul dalam proses seleksi(Rosmini, 1998).
Nilai duga heritabilitas juga sangat penting artinya dalammenentukan efektivitas metode seleksi. Seleksi akan efektif bila nilai dugaheritabilitas dan kemajuan genetik harapan tinggi (Johnson et al., 1995). Untukmemperkecil kekeliruan seleksi berdasarkan fenotipe tanaman perlumemperhatikan: (1) korelasi genotipe dan fenotipe antar sifat, (2) lingkunganyang cocok untuk seleksi sifat yang diinginkan, (3) ciri genetik sifat yangdiseleksi, (4) cara seleksi (langsung atau tidak langsung) dan keragamangenetic (Vela dan Frey, 1972).
Pelaksanaan seleksi massa secara visual yaitu dengan memilihfenotipe yang baik dalam memberikan hasil memuaskan tanpa berpedomanpada nilai parameter genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameteryang mempunyai heritabilitas tinggi dan variasi genetik tinggi pada umumnyaakan mempunyai kegunaan tinggi untuk masing-masing karakter tertentu(Anonim, 1998). Pada seleksi massa variabilitas genetik dan heritabilitasmerupakan parameter genetik dalam program seleksi yang sangat menetunkankeberhasilan program pemuliaan. Dalam program seleksi untuk memperbesarpeluang mendapatkan genotipe unggul perlu diuji galur sebanyak mungkin(Pinaria et al,. 1995).
Seleksi ear to row merupakan modifikasi dari seleksi massa. Padaseleksi massa tanaman yang terpilih (tongkol) langsung dicampur dandigunakan untuk pertanaman seleksi musim berikutnya. Padahal tongkolterpilih tersebut merupakan hasil persilangan secara acak sehingga sulit didugasusunan genotipenya.Untuk memperbaiki kelemahan ini tongkol – tongkoltersebut diuji terlebih dahulu sebelum diuji.Cara pengujian tersebut disebutpengujian keturunan (progeny test). Perbedaan seleksi ear to row denganseleksi saudara tiri dan saudara kandung adalah material seleksi yangdigunakan. Pada seleksi saudara tiri, material yang digunakan adalah tongkol– tongkol jagung satu ayah sedangkan pada seleksi saudara kandung dilakukanpersilangan secara sepasang –sepasang sehingga diperoleh material seleksiberupa tongkol – tongkol satu ayah dan satu ibu (Borojevic, 1990).
Setiap genotype tanaman memiliki kemampuan berkompetisi dengan tanaman lain yang berbeda-beda genotype yang mampu mengatasi kompetisi ditunjang antara lain oleh penampilan karakter-karakternya yang unggul atau kecilnya penyimpangan keunggulan karakter-karakternya yang unggul (Meddy et al., 1996)

BAB III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
            Bedasarkan jadwal praktikum yang telah ditentukan bahwasanya praktikum ini  dilaksanakan di UPT Pertanian (lahan basah)  pada hari Sabtu 1 Oktober pukul 08.00 WIB s/d selesai dan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian pada hari Selasa 4 Oktober pukul 13.50 WIB s/d selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: penggaris, kalkulator, buku, pulpen dan jagung sebagai objek praktikum. Karena lebih kepada pencarian data, dalam praktikum ini tidak digunakan peralatan lapangan seperti cangkul, dll.
3.3 Cara Kerja
             Pada saat pelaksanaan praktikum di UPT atau di lahan ‘basah’ Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, pertama-tama jagung dihitung banyak biji mendatar dari atas ke bawah, dan banyak lingkaran biji tersebut. Jagung yang memiliki kualitas rendah dipisahkan dengan jagung yang memiliki kualitas tinggi.Setelah itu data hasil pengamatannya dicatat di buku atau kertas masing-masing.Sewaktu di laboratorium dan di rumah kawat, praktikan disuruh mengolah data hasil yang telah didapatkan dengan dimasukkannya data tersebut pada rumus statistika yang telah tersedia.

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1)      Seleksi masa
No sampel
Tinggi tanaman
Tinggi tongkol
Panjang tongkol
Jumlah biji per baris
Jumlah baris
1
230
85
21,5
42
12
2
200
87
15,3
38
14
3
213
86
19,5
36
12
4
233
117
15,3
36
14
5
150
95
15,5
34
12
2)      Heterosis
Sample
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
BOO
Cml2
F1
Boo
Cml2
F1
1.
124
128
168
10
11
11
2.
123
123
188
11
9
12
3.
120
116
182
11
9
12
Rata-rata
122,3
122
179,3
10,67
9,67
11,67
4.2 Pembahasan
Menurut  Mangoendidjojo(2003) Jika pemuliaan tanaman jagung bertujuan untuk meningkatkan produksi, seleksi dapat dilakukan berdasarkan berat biji per tongkol.
Seleksi adalah hal yang penting untuk membentuk suatu populasiyang memiliki fenotipe yang baik berdasarkan genotipe dan pengaruhlingkungan yang baik pula.Metode seleksi yang digunakan sangat bergantungpada jenis tanaman serta tujuan seleksi.Pada praktikum ini, tanaman yangdigunakan adalah tanaman jagung, yang merupakan contoh tanamanmenyerbuk silang.Sedangkan tujuan dari seleksinya ialah mendapatkanpopulasi tanaman yang memiliki ukuran tongkol berfenotipe baik. Metode pemuliaan tanaman yang digunakan adalah metode seleksi massa dan seleksi ear to row.
Hasil seleksi massa banyak memberikan keuntungan seperti,memiliki daya adaptasi luas karena lebih dapat menyesuaikan diri terhadaplingkungan yang beragam, memberikan kestabilan yang cukup stabil padakondisi lingkungan yang beragam, lebih tahan terhadap kerusakan secaramenyeluruh terhadap serangan suatu penyakit, namun memiliki kelemahankarena tidak diketahui secara pasti tetuanya. Sedangkan seleksi ear to rowmemiliki keuntungan untuk dapat menduga susunan genotipenya karenadiketahui tetuanya, dan memilki kelemahan dalam hal adaptasi terhadaplingkungan karena sangat dipengaruhi oleh penurunan sifat tetuanya terhadaplingkungan sehingga dalam pertanamannya perlu diperhatikan kondisi fisiklingkungannya untuk mendapatkan suatu populasi yang seragam.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Seleksi dilakukan terhadap suatu populasi tanaman, dengan harapan tanaman yang dipilih akan memberikan hasil yang lebih baik daripada populasi sebelumnya. Besarnya kenaikan hasil yang akan diperoleh dapat diperkirakan dengan menghitung kemajuan genetiknya secara teoritis.
5.2. Saran
            Dari praktikum yang telah dilakukan saya menyarankan agar praktikan selanjutnya lebih aktif dan antusias dalam menjalani praktikum yang didasari dengan rasa keingintahuan bukan untuk nilai semata.
            Dalam perhitungan yang dilakukan dalam dasar statistik ini praktikan juga harus teliti dan analitis dalam memberi pandangan terhadap hasil dan cara menyimpulkan apa saja yang telah di peroleh selama praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Pinaria et al., 1995.  Pengantar Pemuliaan Tanaman. Institute Petanian Bogor. Bandung
Mangoendidjojo, 2003. Seleksi statistik dalam pemuliaan tanaman. Universitas Indonesia.
            Jakarta.
Rosmini, 1998. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Vela dan Frey, 1972. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Pinaria et al,. 1995. Seleksi Masa dan heritabilitas genetic. Gadjah Mada University Press.
            Yogyakarta.
Borojevic, 1990. seleksi ear to row denganseleksi saudara tiri dan saudara kandung.
            University Of Indonesia. Jakarta.
Meddy et al., 1996. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Read More ->>

HIBRIDISASI TANAMAN

 
 
 
     HIBRIDISASI



.     Latar belakang
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar  tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.
Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya  ada yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.
Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk melakukan kastrasi yaitu dengan menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol, dan secara manual dengan menggunakan pinset.

Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3). Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman.

B.     Tujuan
1.        Memberi pemahaman mengenai persilangan tanaman kentang yang baik dan benar.
2.        Penulis dapat mengetahui sistem kastrasi dan hibridisasi dalam melakukan persilangan bunga jantan dan betina pada tanaman kentang.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Dasar teori
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Padsa peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengam,bilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Ferdy. 2008).
Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada beberapa macam persilangan :  
1.        Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.
2.        Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan  Intraspesifik
3.         Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi  masih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap  hama, penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu
4.        Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit dan  kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah  dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.
5.        Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya  mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang  terbentuk seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir  tersebut. uji nyata untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau menyimpang dari nisbah yang diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk mengevaluasi terhadap benar tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan  dengan keadaan secara teori dapat dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium   termasuk jenis tanaman berumah satu. Artinya, dalam satu bunga adenium penyerbukar sendiri sangat jarang terjadi. Sebab, bunga betina dan bunga jantan  masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah    langkah penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting (Feros, 2009).
Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja agar tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah berwarna krem coklat kehitaman. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 5 sampai 12 hari (Alfin, 2008).
Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan pada tanaman. Ada beberapa cara melakukan kastrasi, yaitu; menggunakan pompa pengisap, dengan perlakuan alkohol dan secara manual dengan pinset.Bunga jantan yang akan dikastrasi harus benar-benar sudah keluar tatapi belum pecah. Tandan bunga dipegang dan kotak sari sudah keluar dihisap dengan pompa penghisap. Cara ini dinilai kurang memuaskan karena disamping memerlukan waktu yang tepat dan lama, hasil kastrasi juga kurang bersih. Kastrasi harus dilakukan setiap hari selama 6 hingga 12 hari, sehingga kepala putik banyak mengalami kerusakan mekanis karena sering dipegang dan terkena alat penghisap. Akibatnya kepala putik tidak reseptif lagi dan tandan bunga banyak yang gugur sebelum disilangkan (Tanto, 2002).
Ada juga beberapa teknik yang digunakan dalam pemuliaan tanaman pada perlakuan kastrasi, teknik - teknik kastrasi dalam pemuliaan tanaman adalah sebagai berikut:
Forching methode : Menghilangkan benang sari dengan membuka katup bunga yang masih menutup dengan paksa.
1.        Bagging methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi panas agar membuka.
2.        Clipping Methode : Menggunting ujung katup bunga ( tinnggal putik saja )
3.        Hot water treatment : Bunga diletakkan di atas air panas sampai membuka
4.        Blowing methode : Bunga dibungkus kemudian dipanaskan sehingga membuka.
5.        Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong kemudian benang sari di ambil degan pompa penghisap.

Kentang merupakan tanaman yang perkembangbiakannya dapat secara generatif dan vegetatif. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena dapat mempercepat program pemuliaannya. Namun, kentang bukan merupakan tanaman asli Indonesia sehingga plasma nufah dan keragaman genetiknya tidak terlalu besar di dalam negeri. Keragaman genetik merupakan salah satu hal penting dalam perakitan dan pengembangan varietas baru dari suatu komoditas, termasuk kentang.
Banyak karakter yang diinginkan pada tanaman kentang, di antaranya menyangkut hasil, kualitas, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Menurut Ameriana et al. (1998), pada produk kentang terdapat delapan kriteria kualitas yang dapat dijadikan informasi tentang preferensi konsumen, yaitu rasa, tekstur, ukuran umbi, bentuk umbi, jumlah mata, kedalaman mata, warna daging, dan warna kulit umbi. Adanya keterbatasan keragaman genetik menuntut perlunya usaha untuk mendapatkan karakter- karakter yang diinginkan tersebut. Salah satu cara untuk menciptakan keragaman genetik pada kentang adalah melalui hibridisasi antarspesies sebanyak mungkin. Masuknya klon-klon kentang introduksi juga merupakan suatu hal penting karena dapat digunakan sebagai bahan tetua pemuliaan, sehingga menambah keragaman genetik pada hasil hibridisasi antarspesies.
Galur kentang merupakan umbi awal hasil tuber family (Mendoza 1972). Langkah pertama yang harus dilakukan terhadap galur kentang adalah identifikasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif melalui kegiatan karakterisasi. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat morfologi dan agronomi tanaman (Arsyad dan Asandi 1996). Tujuan dari kegiatan karakterisasi dan seleksi berbagai galur kentang hasil hibridisasi adalah mendapatkan materi untuk perakitan varietas baru.
B.     Klasifikasi tanaman kentang
Tanaman Kentang merupakan tanaman dikotil bersifat semusim, berbentuk semak atau herba dengan filotaksis spiral.( Anggoro, dkk,1985). Menurut Z Human (1986) dalam Bambang Soelarso, 1997, tanaman Kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kelas         : Dicotyledonae
Ordo          : Tubiflorae
Famili        : Solanaceae
Genus        : Solamun
Spesies       : Solamun tuberosum L.
Di Jawa terdapat tanaman mirip Kentang yang disebut Kentang Hitam (Jawa Kentang Ireng). Kentang jenis ini tidak termasuk dalam Genus Solamun tetapi dalam genus Coleus, famili labiatae, dan spesiesnya disebut Coleus tuberosus Benth.

C.     Morfologi tanaman kentang
1.       Batang
Batang tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang sudah tua bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap. Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang tampak jelas dan ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya sempit atau lebar, tepinya lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau lebih.Burton, Hooker,(1983,1966) dalam Anggoro, dkk (1985). Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe tumbuh sebagai berikut:
Ø  Tegak : membentuk sudut > 45 o dari permukaan tanah.
Ø  Menyebar : membentuk sudut antara 30 o - 45 o dari permukaan tanah
Ø  Menjalar : pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman yang sudah tua.
2.       Daun
Daun pada tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun utama ( rachis), anak daun primer ( pinnae), dan anak daun sekunder (folioles) yang tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis dibawah pasangan daun primer yang terbawah disebut petiola. ( Bambang Soelarso, 1997). Daun majemuk tanaman kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyai tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan simpodial. (Cutter,1978).





3.       Bunga
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. (Bambang Soelarso, 1997).

4.       Buah dan Biji
Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar dan berkembang menjadi buah kentang berwarna hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, bergaris tengah + 2,5 cm, dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah berkisar antara 10-300 biji. (Bambang Soelarso, 1997).
5.       Stolon dan Umbi Kentang
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. ( Bambang Soelarso, 1997). Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi.( Beukema dan Van der Zaag,1979 dalam Eri Sofiari, 1984).
6.       Akar
Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.

D.     Pertumbuhan Kentang
1.      Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari biji
Apabila biji disemai maka akan berkecambah dengan keping biji (cotyledon) muncul diatas permukaan tanah atau epigeal, reduculae tumbuh dan berkembang menjadi akar tunggang dan kemudian membentuk akar serabut. Setelah batang tanaman ini mencapai tinggi beberapa cm maka pada beberapa ketiak keping biji tumbuh stolon yang selanjutnya tumbuh mendatar kesamping didalam tanah dan pada ujungnya membentuk umbi, namun ukuran umbinya kecil. (Cutter, 1978).
2.      Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi.
Menurut Evans (1975) ada tiga tahapan pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi, yaitu:
-          Tahapan dari sejak umbi bibit ditanam sampai menjadi tanaman muda dengan luas permukaan daun kira-kira 200-300 cm2 , dimana umbi bibit masih memegang peranan utama sebagai sumber makanan bagi tanaman muda tersebut.
-          Tahapan dimulainya pertumbuhan autotropi dimana pertumbuhan tanaman dibagian atas tanah mendominasi semua pertumbuhan tanaman.
-          Tahapan dimulainya pembentukan umbi yang berlangsung sampai tanaman menua dan mati.
-           
E.      Komposisi Kimia Kentang
Kentang berperan penting sebagai bahan pangan, karena merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan vitamin C cukup tinggi yaitu 20 mg/100 gr bahan, serta merupakan sumber karbohidarat dan mineral berupa fosfor, besi, dan kalium. Vitamin dan mineral ini sangat berguna bagi pertumbuhan serta kesehatan tubuh. (Aoki tadafumi, 1994).
Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, varietas, keadaaan tanah, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika dipanen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan gula pereduksi




BAB III
CARA KASTRASI DAN HIBRIDISASI TANAMAN KENTANG
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. (Bambang Soelarso, 1997).
Kentang berbunga pada umur 60 – 150 hari setelah tanamn tergantung dari varietas. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan serbuk sari adalah waktu yang tepat (kondisi bunga yang sudah masak), dengan ciri –ciri: Kotak sari mengkilat dan berisi penuh. Saat yang baik untuk pengambila serbuk sari ialah saat udara tidak terik dan embun sudah hilang. Serbuk sari disimpad dalam suhu 2 – 8 0C dengan kelembaban 10 – 50 % dilaboratorium.
Mutu serbuk sari saat dilakukan polinasi bisa membuahi, yang dipengaruhi beberapa faktor:
1.      Kelembaban udara, kelembaban yang tinggi akan menirunkan mutu serbuk sari.
2.      Umur serbuk sari, serbuk sari yang baik adalah pada saat masak, semakin tua serbuk sarinya makaperkecambahan semakin lambat
3.      Suhu, pada suhu yang tinggi serbuk sari akan cepat mengalami erkecambahan.

A.      Bahan dan Alat
1.        Bahan
Tanaman Penyerbuk Silang
a.        Bunga jantan dan betina
2.        Alat
a.        Alkohol
b.       Gunting
c.        Pinset
d.       Kapas
e.        selang plastik
f.         toples besar dan kecil
g.        Lampo 5 wat
h.       Hand phone
B.    Langkah Kerja
Tanaman Penyerbuk Silang (Tanaman Kentang)
1.        Menyiapkan alat dan bahan
2.        mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari terbit, lalu dikering anginkan menggunakan lampu 5 wat.  
3.        membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari sebelum matahari terbit.
Cara pengebirian bunga:
1.        Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara telunjuk dan ibu jari tangan.
2.        Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah.
3.        Mencabut mahkota bunga dengan pinset.
4.        Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan pinset, sehingga hanya tinggal kepala putik.
Menyilangkan dengan cara:
1.        Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari tanaman induk jantan.
2.        Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian mengambil bunga jantan.
-          Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik.
-          Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.
3.        Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.
4.        Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar kelak polong dapat dikenali dengan  mudah.
5.         Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00).
6.        untuk mengetahui berhasil atau tidaknya polinasi adalah kelayuan bunga setelah 1 hari bunga dipomasi
7.        yang harus diperhatikan dalam polinasi adalah ketelitian, kesabaran dalam melakukan polin




BAB IV
PEMBAHASAN
Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan).
Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku bunga lain dan tidak rusak).
Hasil dari kering-angin tersebut di masukkan kedalam toples kecil yang ditutup rapat menggunkan tutup toples dan sebelum melakukan pengucokan di cuci dulu dengan alkohol untuk mencegah terjadi nya kontaminasi bakteri serta kain katun berwarna putih ditengah-tengahnya sebagai alat penyaring serbuk sari tersebut dengan kotoran dan mahkota bunga jantan tomat tersebut.
Sebelum memindahkan serbuk sari, tangan dan alat tersebut dicuci  dengan alkohol, lalu dimasukkan ke dalam selang yang tersebut sebagai tempat serbuk sari,dengan tujuan untuk mempermudah dalam menempelkan serbuk sari ke kepala putik sewaktu dilapang.
Polinasi adalah membuka bunga yang belum mekar atau kuncup dan membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah Serta membiarkannya selama 3 hari.
                 

BAB V
KESIMPULAN

1.        Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan serbuk  sari pada bagian bunga.
2.        Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel kelamin.
3.        Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat.
4.        Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya
5.        Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam  yaitu bunga lengkap dan bunga tak lengkap.
6.        Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses penyerbukan.



DAFTAR PUSTAKA
Mendoza, H.A. 1972. Inheritance of qualitative characters in the cultivated potato (Solanum tuberosum L.).
plant breeding theory. International Potato Center. Lima, Peru. p. 1-60.
Ameriana, M., W. Adiyoga, dan L. Sulistyowati. 1998. Pola konsumsi dan selera konsumen cabai dan kentang
ditingkat lembaga. Jurnal Hortikultura 8(3):1233-1241.
Arsyad, D.M. dan Asandi. 1996. Pemanfaatan plasma nutfah kedelai untuk program pemuliaan. Buletin
Plasma Nutfah 1(1):56-62.
Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. & v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4,
2008: 292-295.

Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi.  http://missrant.host22.com/   hkm_hrdy_wnbrg.html , diakses pada 19 Oktober 2010.

Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy Weinberg.
http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy weinberg/,diakses pada 19 Oktober 2010.

Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta:  PT.Gramedia.

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT.  Raja Grafindo Persada.

Read More ->>

Daftar Blog Saya

Blogroll

Statistik

latar blkng

Ganti Gambar Latarnya Sesuka Kamu


Pasang Seperti Ini

Followers

Pages

Blogger news

Banner

Flag Counter

Laman

Halaman

Oleh nanda nugraha. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts