DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (DPT)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perlindungan
tanaman merupakan segala upaya untuk mencegah kerugian pada usaha budidaya
tanaman, yang diakibatkan oleh pengganggu tanaman. Serangga merupakan golongan
hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini yang jumlahnya kira-kira 50% dari
jumlah populasi mahluk hidup di bumi. Dalam jumlah mereka melebihi hewan melata
daratan lainnya praktis mereka terdapat di mana-mana.
Hama
ialah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan mata.
Hama tersebut dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara langsung
maupun secara tidak langsung. Hama yang merusak secara langsung dapat dilihat
bekasnya, misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan hama yang merusak tanaman
secara tidak langsung biasanya melalui penyakit (Enda joesi, 2002).
Umumnya
hama berupa serangga yang dapat merusak tanaman secara langsung dan dapat
dilihat dari gejala atau bekas pada tanaman yang diserang. Misalnya gigitan
atau gerekan sedangkan yang tidak langsung
berupa suatu penyakit.
Hama
merupakan organisme yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan
menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Sebagian besar hama yang menyerang tanaman dibudidayakan berasal dari
golongan insekta. Adapun cara serangga
merusak inangnya bervariasi, biasanya berkaitan erat dengan tipe mulut dan kehidupannya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun
tujuan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang Pengenalan
Ordo-ordo Serangga yaitu untuk mengetahui morfologi serta spesies-spesies yang
termasuk kedalam ordo-ordo serangga tersebut.
Kegunaan
praktikum tersebut untuk menambah pengetahuan pada praktikan tentang Ordo-ordo
dari serangga yang ada dalam klasifikasi makhluk hidup.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ordo Orthoptera
Anggota dari ordo ini umumnya
memilki sayap dua pasang. Sayap depan
lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan
disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang
teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara
lain sepasang mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (Occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran
alat pendengar yang disebut tympanum.
Spiralukum yang merupakan alat pernapasan luar terdapat pada tiap-tiap
segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung
abdomen (segmen
terakhir abdomen) (Rioardi, 2009).
Ordo
ini umunya dikenal sebagai serangga pemakan tumbuhan (Herbivora) diantaranya bangsa belalang. Namun ada pula yang
bertindak sebagai predator atau memangsa serangga lain (Karnivora) (Rioardi, 2009).
Beberapa
jenis serangga yang tergolong dalam ordo ini diantaranya adalah Belalang sembah
(Tenodora sp.), Belalang kayu (Valanga
nigricornis), Jangkrik (Grillus sp.),
dan Kecoa (Periplaneta americana) (Rioardi, 2009).
2.2
Ordo Coleoptera
Memiliki
cirri morfologi dari Ordo ini yaitu sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan
mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Alat
mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada
beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada
moncong yang terbentuk di depan kepala. Larva umumnya memiliki kaki thoracal
(tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong
tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa
contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) (Rioardi,2009).
2.3 Ordo
Homoptera
Anggota ordo Homoptera memiliki
morfologi yaitu memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus
semua, Sedangkan sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe
pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Serangga
anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti Wereng
cokelat (Nilaparvata lugens), Kutu
putih daun kelapa
(Aleurodicus destructor) dan
Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.) (Rioardi, 2009).
Ordo ini memiliki anggota yang
sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan
(baik nimfa maupun imago). Namun
beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh
serangga lain (Rioardi, 2009).
2.4 Ordo
Heminoptera
Ciri umum
ordo hemiptera yaitu ukuran tubuh kecil sampai besar dan hampir semuanya
bersayap. Sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang berbentuk membrane.
Alat mulut penghisap dan warna tubuh bervariasi
Hidup
diberbagai habitat baik darat maupun
air. Ordo ini apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak dan tahan
hidup cukup lama tanpa makan. Contoh dari ordo ini adalah Kepik,
Anggang-anggang, Kutu busuk, dan lain-lain (Pracaya, 2004).
2.5 Ordo
Diptera
Serangga
ini memiliki ukuran tubuh kecil. Sayap satu pasang dan membraneus, sayap
belakang tereduksi menjadi halter yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
pada saat terbang. Mata majemuk besar dan metamorphosis sempurna. Beberapa spesies
dari ordo diptera ada yang menjadi hama tanaman, sebagai pengisap dara manusia
atau binatang. Contoh dari ordo ini adalah Nyamuk dan Lalat (Saputra K,
2001).
2.6 Ordo
Odonata
Memiliki
morfologi sayap dua pasang dan bersifat membranus. Sebagian besar dijumpai
vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar.
Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil
yang termasuk hama, seperti beberapa jenis Trips, Capung serta Ngengat
penggerek batang padi (Rioardi, 2009).
2.7 Ordo Lepidoptera
Serangga dewasa umumnya sebagai
pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap
terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang
berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe
pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Beberapa jenisnya antara
lain Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas) dan Kupu-kupu gajah (Attacus atlas)
(Rioardi,2009).
2.8 Ordo
Hymenoptera
Serangga dewasa umumnya sebagai
pemakan/pengisap madu. Sayap dari Ordo ini terdiri dari dua pasang yang
bersifat membrane. Pada kepala dijumpai adanya antenna yang sedang dan ada yang
panjang. Ordo ini Hidup sebagai parasit serangga lain. Dewasa banyak dijumpai
diberbagai tanaman bunga dan hidup di serasah-serasah tanaman serta membuat
sarang dari tanah. Contoh dari Ordo ini meliputi Lebah dan semut (Pracaya, 2004).
.
III. METODOLOGI
3.1
Tempat
dan Waktu
Praktikum
mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang Pengenalan Ordo-Ordo
Serangga, bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
pertanian, Universitas Tadulako, Pada hari jumat tanggal 12 November 2010,
dimulai dari pukul 14.00 WITA sampai dengan selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum
Dasar–Dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang Pengenalan Ordo-ordo Serangga
yaitu kertas gambar, alat tulis menulis, papan bedah, alcohol 70% dan jarum
pentul.
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Walang Sangit
(Leptocoriza acuta), Kepik Hijau (Nezara viridula), Belalang (Valanga nigricornis), Capung (Insenhura cervulla), Kumbang Helm (Coccinella acuta), Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros), Lalat Buah (Dacus dorsalis), Kecoa (Periplaneta
Sp.), Undur-undur (Frontalis), Lebah
(Stagmomantis caroline), Nyamuk (Culex Sp.), Semut (Apideae), Kutu
Daun Mangga (Pseudococcus Sp.), Kutu
Busuk (Cimex lecturalius), Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), Larva Kumbang Kelapa
(Oryctes rhinoceros.)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari
hasil Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang Pengenalan Serangga
Hama Tanaman Pangan diperoleh hasil :NO PICTURE
Keterangan :
1.
Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Mata
5. Antena
6. Tungkai
Depan
7. Tungkai
Tengah
8. Tungkai
Belakang
9. Sayap
|
Gambar 1.
Morfologi Belalang (Valanga nigricornis)
4.2 Pembahasan
Pada
pengamatan Belalang (Valanga nigricornis)
merupakan serangga yang termasuk tipe mulut menggigit dan mengunyah. Pada
bagian tubuh Belalang (Valanga
nigricornis) terlihat bagian tubuh terbagi atas tiga daerah yaitu Caput, Thoraks,
dan Abdomen. Belalang ini
memilki dua pasang sayap yaitu sayap deapn dan sayap belakang, pada bagian
kepala terlihat mata, dan antenna.
Belalang (Valanga nigricornis) sangat merusak tanaman jagung jika menyerang
secara begerombol. Belalang (Valanga nigricornis) memiliki dua pasang
sayap yaitu sayap depan dan sayap belakang, dan pada bagian kepala terdapat
sepasang mata majemuk dan antena berfungsi menerima rangsangan. Perkembangan hidupnya yaitu telur nimfa imago, nimfa dan imago
pengendaliannya sangat sulit di lakukan, karena sangat aktiv dan tidak suka
berdiam lama pada satu areal pertanaman pengendaliannya ialah dengan
pengololahan tanah agar telur-telur belalang rusak. Pada satu pasang mata
majemuk yang terletak di kiri kanan
kepala (Adisarwanto, 2000).
Klasifikasi
Belalang (Valanga nigricornis):
Kingdom: Animalia, Filum: Arthopoda, Kelas: Orthoptera, Family: Acrididae,
Genus: Valanga, Spesis : Valanga nigricornis
Bagian
dada serangga terdiri dari 3 ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan terakhir
netathorax. Dada (torax) ini adalah tempat melekatnya kaki dan sayap. Perut
(abdomen) serangga terdiri dari 11 atau 12 ruas, dan tidak mempunyai kaki
seperti pada bagian dada. Pada ruas perut yang terakhir terdapat tambahan ruas
yang disebut cercus, wujudnya berupa sepasang ruas yang sederhana menyerupai
antenna. Circus yang sngat panjang menyerupai ekor yang jumlahnya 2 atau 3
misalnya pada Lalat Buah Lalat Buah (Dacus
dorsalis), adapula circus yang berbentuk seperti catur. Alat reproduksi
betina terleletak antara ruas ke-7 dan ke-8 pada permukaan bawah (ventral),
alat reproduksi jantan terdapat pada batas belakang ruas perut yang ke-9 yang
terletak pada permukaan bawah (ventral). System pernapasan serangga berbeda
dengan binatang lain. Serangga tidak bernafas dengn paru-paru Atau insang,
tetapi dengan alat pertukaran udara (ventilasi) yang special, mereka tidak
bernafas melalui hidung atau mulut (Pracaya, 2004).
Kumbang
Helem (Coceinela arduata) adalah
salah satu hewan kecil dan mudah dikenali karena penampilannya yang bundar
kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis
berbintik-bintik. Kumbang Helem (Coceinela
arduata) memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari
serangga lain, tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras
dipunggungnya, sayap dipunggungnya berwarna-warni dan memiliki tiga tungkai.
Klasifikasi
Kumbang Helem (Coccinela arquata).
Kingdom: Animalia, Filum: Antropoda, Kelas: Araehnida, Ordo: Coleptera,
Famili: Coccinelidae, Genus: Cocinela, Spesies: Coccinela arquata (Adisarwanto, 2000).
Larva
Kumbang Kelapa Dan Kumbang Kelapa (Oryctes
rhinoceros) adalah merupakan serangga dengan tipe mulut penggigit dan
mengunyah, tubuhnya sangat lunak, mempunyai beberapa kaki, caput, mata, kaki
semu, dan abdomen, ulat ini berwarna kecoklatan dan ada juga yang berwarna Putih
Ciri-cirinya berbentuk silindris dengan panjang mencapai 3,5 cm (Steins, 2002).
Pada pengamatan Kepik
Hijau (Nezara viridula) yang kita amati pada laboratorium kepik hijau
mempunyai antena, mata, kaki dan sayap. Dan kepik hijau mempunyai mempunyai
warna tubuh
Kepik Hijau (Nezara viridula) Hemiptera adalah ordo
dari serangga yang juga
dikenal sebagai kepik sejati
(walaupun beberapa anggota Hemiptera bukanlah kepik sejati). Serangga kecil
yang dikenal sebagai kepik
(ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo
Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus
hidupnya. (Endah joesi, 2002)
Klasifikasi Kepik Hijau (Nezara viridula). Kingdom: Animalia, Filum: Antropoda, Kelas: Insekta,
Ordo: Hemiptera, Famili: Pentatumidae.
Pada pengamatan Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua), yang kita amati pada laboratorium kepik hijau
mempunyai antena, mata, kaki dan sayap.
Dari hasil pengamatan pada kutu
putih (Pseudococcus sp.) yang
terdapat pada daun mangga (Mangifera
indica), dapat dikatakan bahwa morfologi hewan tersebut tidak sempurna.
Lonjong dan disekeliling
tubuhnya terdapat duri-duri yang ukurannya hampir sama ini bagian dari kutu
putih (Pseudococcus sp.) kecuali dua
buah di bagian belakang lebih panjang dari yang lain. Kutu berbentuk oval, sering hinggap di daun
dan menghisap cairan sel daun. Akibat
serangan kutu tersebut, pada daun terdapat bercak kuning kotor (Hartanti, 2009).
Pengamatan berikutnya yaitu
morfologi Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Tampak terlihat antena,
caput, toraks, abdomen, mata, tungkai depan dan tungkai belakang. Walang Sangit
(Leptocorixa acuta) merupakan hewan yang mempertahankan dirinya dari
gangguan predator lain dengan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Walang
Sangit (Leptocorisa acuta) adalah serangan yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya terutama pada tanaman padi. Serangga
ini mudah di ketahui dari bentuk tubuh yang panjang berukuran sampai 2 cm, yang
mempunyai warna merah dan hitam. Serangga ini merupakan serangga pengisap
cairan tanaman dari tangkai bunga (pariculae) sehingga tanaman tersebut
mengalami kekurangan unsur hara dan akan mengakibatkan tanaman tersebut akan
mengalami kekuningan. Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupan angota Hemiptera
(Hartanti, 2009).
Klasifikasi
Walang Sangit (Leptocorixa acuta).:
Kindom: Animalia, Filum: Anthropoda, Kelas:Insekta, Ordo: Homoptera, Famili: Cereidae,
Genus: Leptocorixa, Spesis: Leptocorixa acuta.
Dari
hasil pengamatan lalat buah (Dacus sp.) dapat disimpulkan bahwa
morfologi dari lalat buah terdiri dari
kepala (caput), perut (abdomen), kaki toraksial dan kaki semu.
Dari hasil pengamatan morfologi capung (Isehnura cervula S.) memiliki ukuran bentuk tubuh panjang, yang terdiri dari sepasang
mata, sepasang sayap, kepala (caput),
kaki, dada (thoraks), perut (abdomen).
Capung
(Isehnura cervula S.) memiliki tubuh
yang panjang dan ramping, memiliki sepasang sayap yang panjang yang sangat
kasar. Saat istirahat mengatupkan sayap
di atas tubuh atau membentangkan sayap bersama-sama di atas tubuh (Samsudin,
2006).
Ulat Daun
Bawang (Spodoptera exigua), adalah
serangga dengan tipe mulut penggigit dan pengunyah tubuhnya sangat lunak dan
terdapat beberapa pasangan kaki, caput, kaki semu, mata dan abdomen, ulat
terlihat berwarna hijau. Ulat yang baru
menetes makan epidermis, helai daun lunak dekat tempat penetesan telur, lalu
pindah ke bagian tanaman lain dan menggerek batang, di mana pelepah daun
menutupinya (Steins, 2002).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum Pengenalan Ordo Serangga ini, mendapatkan kesimpulan Bahwa :
1. Secara umum tubuh serangga
terbagi atas tiga bagian yaitu caput, thoraks, dan abdomen. Tipe mulut dari
serangga ordo orthoptera, adalah tipe pengunyah dan menggigit, metamorphosis
dan paurometabola yang sederhana.
2.
Serangan yang dilakukan oleh hama dapat
menyebabkan rusaknya biji, batang, daun, dan akar pada tanaman secara langsung
dimana tanaman tersebut berada pada tahap pertumbuhan sehingga serangan
tersebut menggangu proses pertumbuhannya.
3. Pada pengenalan ordo Serangga terbagi atas Ordo
Odonata, Ordo Orthoptera, Ordo hemiptera, Ordo Homoptera, Ordo Neuroptera, Ordo
Mecoptera, Ordo Coleoptera, Ordo Lepidoptera, Ordo Diptera, dan Ordo
Hymenoptera.
5.2
Saran
Untuk
praktikum berikutnya diharapkan waktu yang digunakan lebih efektif sehingga
praktikan dapat memahami tentang apa yang diamati pada percobaan yang sedang
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto,
T. 2000. Meningkatkan produksi kacang
tanah. Penebar swadaya, Jakarta.
Endah Joesi dkk, 2002. Pengantar
Hama dan Penyakit Tanaman. PT. Agro Media Pustaka. Tangerang
Hartati, 2009. Laporan
Praktikum Zoologi Arachnida dan Myriapoda.
http:// biologi-staincrb.web.id. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
Hidayat, I. R., 2000. Ilmu penyakit tumbuhan Uni brawijaya
Usaha Nasional,
Pracaya,
2004. Hama dan Penyakit Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Rioardi, 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.com. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2009.
Saputra, K., 2001. Hama
Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara Jakarta.
Stenis, 2002. Pengolahan gulma. PT. Pradaya Pramitha,
Jakarta.
Thiharso,
2000. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.
Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
.
Sumbrr utama : http://abrarmely.blogspot.com/2013/06/laporan-sementara-ddpt-pengenalan-ordo.html
0 komentar:
Posting Komentar